Kupang (ANTARA News) - Kerugian akibat terbakarnya asrama Markas Komando Brigader Mobil Daerah (Brimobda) Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis dinihari, sekitar pukul 00.00 Wita, diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda NTT, Kompol Anthonia Pah, ketika dihubungi melalui telepon genggamnya di Kupang, Kamis, mengatakan, perkiraan itu masih merupakan angka sementara, karena hingga saat ini masih melakukan penghitungan untuk mengetahui total kerugian.

Selain kerugian material yang dialami akibat kebakaran tersebut, juga terjadi korban luka-luka terhadap anggota yang memeberikan pertolongan pada saat kejadian.

"Pada saat itu anggota Brimobda NTT Edelfonso Pinto terjatuh dari atas rumah ketika memberi pertolongan untuk memadamkan api sehingga terjadi dislokasi sendi atau persendian tangan sebelah kanan terlepas dari daging, sehingga saat ini sedang mendapat perawatan intensif di RS Bhayangkar Kupang," katanya.

Pada Kamis dini hari sekitar pukul 00.00, asrama Mako Brimobda NTT ludes terbakar yang diduga terjadi akibat hubungan arus pendek listrik.

Tujuh ruangan yang dihuni tujuh kepala keluarga atau 32 orang anggota Brimobda NTT bersama keluarga itu ludes dilalap si jago merah dalam waktu singkat, sehingga meruntuhkan atap bangunan yang memanjang di samping Masjid dalam asrama Markas Komando Brigader Mobil Daerah (Mako Brimobda) tersebut.

Para penghuni asrama saat itu menjadi panik dan berhamburan ke luar dari dalam asrama.
Informasi yang dihimpun dari Tempat Kejadian Peristiwa (TKP) menyebutkan, sumber api berasal dari kamar salah seorang anggota Brimob Nanang Kasim dan Rahmat Ali yang berada di tengah asrama.

Menurut Kompol Nia, panggilan akrab Anthonia Pah, mengatakan kejadian ini telah dilaporkan ke Mabes Polri dan siang ini tim dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri Cabang Denpasar segera turun untuk mengambil sampel guna mengetahui sebab-sebab kebakaran itu.

"Jadi tentang sebab-sebab kebakaran Mako Brimobda NTT itu kita tunggu saja hasil olah TKP dari tim Puslabfor Denpasar dan hasilnya akan diumumkan kemudian, sehingga tidak menimbulkan spekulasi soal penyebab terjadinya kebakaran tersebut," katanya.

Ia mengatakan untuk saat ini, para korban direlokasi sementara ke Masjid dalam kompleks dan ruangan anggota lain yang sedang kosong, sambil menunggu renovasi atau pembangunan kembali fasilitas tersebut.

Kompol Anthonia Pah menyesalkan kesigapan pihak pemadam kebakaran yang bergerak lamban dan ketika berada di lokasi persediaan bensin tidak mencukupi, sehingga tidak optimal dan maksimal memberikan pertolongan.

"Salah satu unit pemadam kebakaran yang dikerahkan saat itu mogok di depan asrama Brimob karena kehabisan bensin. Satu unit pemadam kebakaran yang lain baru datang setelah api hampir dipadamkan secara manual oleh warga dan penghuni asrama Brimob yang lainnya," katanya.

Dia meminta managemen Unit Pemadam kebakaran Kota Kupang, perlu dibenahi lagi, sehingga tidak terus menerus memberikan pelayanan buruk terhadap masyarakat daerah ini saat mengalami musibah kebakaran. (T.pso-084/I006) 


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024