Makassar (ANTARA News) - Pengurus Besar Perguruan Wadokai berniat mengabadikan nama almarhum Muhammad Muslim sebagai salah satu nama tempat latihan olah raga karate atau dojo.

Sekjen PB Wadokai Sudirman di Makassar, Senin, mengatakan, perjuangan dan komitmen tinggi almarhum untuk mempersembahkan hasil maksimal dalam kejurnas membuktikan dirinya sebagai sosok karateka terbaik.

"Kita akan mengabadikan nama Muslim sebagai dojo yang merupakan bentuk apresiasi atas komitmennya yang begitu tinggi di karate," kata Sudirman.

Menurut Sudirman, komitmen Muhammad Muslim yang begitu tinggi sebagai atlet wadokai sudah seharusnya mendapat penghargaan khusus. Salah satu bentuk penghargaan yang dilakukan PB Wadokai tentu dengan mengabadikan namanya sebagai tempat latihan karate.

Dengan diabadikannya nama almarhum sebagai tempat latihan olahraga karate, diharapkan bisa dikenang setiap karateka. Hal itu juga diharapkan bisa membangkitkan semangat karateka yang lain lebih termotivasi demi meraih hasil maksimal.

Mengenai kejadian yang menimpa almarhum pada saat pelaksanaan kejurnas merupakan pukulan besar bagi PB Wadokai. Untuk itu, pihaknya mengaku akan berupaya keras memberikan yang terbaik atas dedikasinya.

"Saya mewakili PB Wadokai mengucapkan ikut berduka cita yang sebesarnya atas apa yang terjadi. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan bisa mengurangi kesedihan dari seluruh keluarga almarhum," jelasnya.

Muhammad Muslim (15), merupakan satu peserta kejurnas Wadokai asal Sulawesi Tengah yang meninggal dunia dalam pertandingan babak final di Gedung olah raga Andi Mattalatta, Sabtu (21/5).

Korban yang berlaga di partai puncak melawan atlet dari Kalimantan Tengah untuk memperebutkan medali emas di kelas junior 55 kilogram itu, meninggal diduga akibat kelelahan. 
(T.KR-MH/R007) 


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024