Makassar (ANTARA) - Kapolres Enrekang, Sulawesi Selatan, AKBP Andi Sinjaya Ghalib mengaku telah menginstruksikan kepada jajarannya untuk selalu mengedepankan tindakan persuasif dalam pelaksanaan operasi yustisi sebagai upaya penegakan protokol kesehatan terkait pemberlakukan pembatasan sosial masyarakat (PPKM).

"Perintah saya kepada seluruh anggota hingga ke tingkat jajaran di polsek, tidak boleh berbicara kasar terhadap masyarakat, bahkan kepada pelanggar protokol kesehatan," ujar AKBP Andi Sinjaya Ghalib di Makassar, Rabu.

Ia mengatakan semenjak menjabat Kapolres Enrekang, ia selalu turun bersama anggotanya dalam razia maupun operasi penegakan lainnya.

Bahkan, sebelum turun ke lapangan, ia selalu menyempatkan diri memberikan arahan-arahan terkait kilas balik saat awal-awal pandemi di mana tim satgas yang bergabung di dalamnya ada unsur Pemerintah, TNI dan Polri.

Kepada setiap anggota Satgas COVID-19, ia menekankan agar tidak berlebihan dalam menegakkan aturan seperti di kafe atau warung-warung saat pemberlakuan pembatasan sosial masyarakat (PPKM).

"Kalau kami di Enrekang saat ini PPKM sudah turun ke level II, sebelumnya di level III. Saya selalu bilang kepada anggota, jika ada yang melanggar dan pengunjung kedapatan dalam warung atau kafe, jangan langsung ditegur pengunjungnya, jangan juga beri waktu untuk habiskan cepat, apalagi langsung disuruh bubar. Itu tidak boleh," katanya.

Mantan Koorgadik SPN Lido Polda Metro Jaya itu mengakui pemberian sanksi juga ada yang diberikan kepada pengunjung, tetapi lebih kepada pengelola.

"Seperti pengelola tempat wisata itu yang kami sanksi, walaupun pelanggar itu adalah pengunjung yang tidak taat prokes. Di pesta kawinan, ada juga yang kami sanksi tegur tetapi langsung kepada penyelenggara dan bukan kepada tamu atau pengunjung," ucapnya.

Putra mantan Jaksa Agung ini menerangkan keberhasilan Satgas COVID-19 Enrekang dalam mengendalikan penularan virus korona pada lonjakan kedua karena ia  bersama aparat lainnya selalu menghadirkan unsur ulama dalam setiap operasi.

"Kami selalu menyentuh hati dari setiap warga dan mengingatkan akan banyaknya tenaga kesehatan dan warga lainnya yang meninggal karena COVID-19. Itu yang terus kami sampaikan kepada masyarakat, sehingga mereka lebih patuh dan nurut karena memang tujuannya adalah mengingatkan dan menyadarkan masyarakat," ucapnya.

Selain itu, Andi Sinjaya juga mengakui kehadiran unsur ulama dari MUI Enrekang yang terlibat aktif dalam setiap penanganan COVID-19 dinilainya sangat membantu.

"Masyarakat Enrekang itu masih sangat religius dan mereka sangat menghormati yang namanya ulama. Makanya, kami selalu membawa ulama-ulama kita dalam operasi-operasi sehingga semuanya berjalan lancar," ujarnya.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024