Makassar (ANTARA) - Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al Insyirah Makassar memperingati Hari Literasi Internasional yang disemarakkan dengan motivasi literasi dan penganugerahan juara lomba penulisan guru di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.
Motivasi literasi disampaikan oleh penulis buku Bachtiar Adnan Kusuma.
Menurut dia Al Insyirah layak menjadi SIT percontohan literasi dengan sejumlah kebijakan yayasan yang mendukung maupun pengelola sekolah dari unit TK, SD dan SMP yang memberi ruang bagi terbangunnya kebiasaan berliterasi.
"Kebiasaan berliterasi, khususnya menulis bukan soal pelatihan saja, tapi bagaimana melakukan dan dipraktikkan. Guru harus menjadi contoh dan motivator menulis bagi siswanya," katanya.
Karena, menurut Bachtiar Adnan Kusuma, fakta saat ini guru-guru kebanyakan hanya pintar pengajar tapi sangat susah menulis buku ajar.
Apalagi, tambahnya, dengan fakta dampak pembelajaran daring saat ini menghasilkan berbagai "penyakit" yang harus diobati dengan literasi.
Sementara itu Ketua Yayasan Al Insyirah Drs Junaidi, M.Pd mengatakan perlombaan dan penghargaan penulisan yang diberikan kepada guru sebagai motivasi agar semua guru mampu menulis, sehingga siswa juga mampu menulis.
"Obsesi kami semua siswa SD dan SMP Al Insyirah mampu menulis dan menerbitkan buku. 'One student one book'. Karena sejarah ulama 'shalafus salih' rata-rata menulis kitab-kitab yang menjadi warisan bagi ummat," katanya.
Pada kesempatan tersebut diumumkan para guru yang menjadi juara lomba penulisan tingkat SIT Al Insyirah.
Peserta terbaik 1 diraih Muh Ramajahi, S.Pdi dengan judul tulisan "Autoimun Youtuber Lebai", peserta terbaik II, Yuliana, S.Pd tulisan berjudul "(Bukan) Manusia Sempurna" dan peserta terbaik III Nur Muthmainnah, S.Pd judul tulisan "Guru 40 Hari".
Sedangkan juara harapan diraih Febrianti, S.Pd dengan judul tulisan "Habis Bingung Terbitlah Terang" dan juara favorit, Irfan Muhtadin, S.Pd.I dengan tulisan berjudul "Suara Hati Anak Rantau".
Yayasan Al Insyirah juga memberikan penghargaan kepada Bachtiar Andan Kusuma sebagai tokoh Motivasi Literasi Sulsel.
Penulis berbagai buku biografi tokoh itu juga pada ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional sebagai peraih Nugra Jasadarma Pustakaloka. Penghargaan tersebut merupakan anugerah tertinggi dari Perpustakaan Nasional.
Motivasi literasi disampaikan oleh penulis buku Bachtiar Adnan Kusuma.
Menurut dia Al Insyirah layak menjadi SIT percontohan literasi dengan sejumlah kebijakan yayasan yang mendukung maupun pengelola sekolah dari unit TK, SD dan SMP yang memberi ruang bagi terbangunnya kebiasaan berliterasi.
"Kebiasaan berliterasi, khususnya menulis bukan soal pelatihan saja, tapi bagaimana melakukan dan dipraktikkan. Guru harus menjadi contoh dan motivator menulis bagi siswanya," katanya.
Karena, menurut Bachtiar Adnan Kusuma, fakta saat ini guru-guru kebanyakan hanya pintar pengajar tapi sangat susah menulis buku ajar.
Apalagi, tambahnya, dengan fakta dampak pembelajaran daring saat ini menghasilkan berbagai "penyakit" yang harus diobati dengan literasi.
Sementara itu Ketua Yayasan Al Insyirah Drs Junaidi, M.Pd mengatakan perlombaan dan penghargaan penulisan yang diberikan kepada guru sebagai motivasi agar semua guru mampu menulis, sehingga siswa juga mampu menulis.
"Obsesi kami semua siswa SD dan SMP Al Insyirah mampu menulis dan menerbitkan buku. 'One student one book'. Karena sejarah ulama 'shalafus salih' rata-rata menulis kitab-kitab yang menjadi warisan bagi ummat," katanya.
Pada kesempatan tersebut diumumkan para guru yang menjadi juara lomba penulisan tingkat SIT Al Insyirah.
Peserta terbaik 1 diraih Muh Ramajahi, S.Pdi dengan judul tulisan "Autoimun Youtuber Lebai", peserta terbaik II, Yuliana, S.Pd tulisan berjudul "(Bukan) Manusia Sempurna" dan peserta terbaik III Nur Muthmainnah, S.Pd judul tulisan "Guru 40 Hari".
Sedangkan juara harapan diraih Febrianti, S.Pd dengan judul tulisan "Habis Bingung Terbitlah Terang" dan juara favorit, Irfan Muhtadin, S.Pd.I dengan tulisan berjudul "Suara Hati Anak Rantau".
Yayasan Al Insyirah juga memberikan penghargaan kepada Bachtiar Andan Kusuma sebagai tokoh Motivasi Literasi Sulsel.
Penulis berbagai buku biografi tokoh itu juga pada ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional sebagai peraih Nugra Jasadarma Pustakaloka. Penghargaan tersebut merupakan anugerah tertinggi dari Perpustakaan Nasional.