Makassar (ANTARA) - PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulselrabar mencatat semakin banyak petani di Sulawesi Selatan yang tertarik meningkatkan hasil pertaniannya melalui Program Electrifying Agriculture.

General Manager PLN UIW Sulselrabar Awaluddin Hafid di Makassar, Jumat mengatakan pihaknya kembali melayani kebutuhan listrik pompanisasi air para petani di Jalan Kemiri, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.

Setelah sebelumnya, PLN sudah melayani 14 petani dengan total daya 44.700 VA di Jalan Doppa Kabupaten Soppeng pada Bulan Maret 2021 lalu.

"Kali ini bertambah lagi enam pelanggan petani dengan total daya 21.000 VA berhasil dilayani oleh PLN," ujarnya.

Program ini bertujuan untuk memberikan kemudahan operasional, efisiensi, dan produktivitas bagi para petani karena sebelumnya petani menggunakan tabung gas sebagai bahan bakar untuk menyalakan pompa airnya.

Dengan menggunakan listrik, petani dapat menghemat biaya operasional sampai dengan 50 persen, selain itu pasokan listrik yang terus menerus juga akan meningkatkan produksi gabah para petani.

"Lewat program ini, tentu akan mempermudah para petani karena penghematan dan keandalan yang didapat," kata Awal.

Untuk melayani sebanyak enam pelanggan dengan total daya 21.000 VA, PLN membangun jaringan listrik sepanjang 0,25 kilometer sirkuit (kms) Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan memancang enam tiang.

Awaluddin mengaku pihaknya terus mendorong program-program elektrifikasi yang dapat meningkatkan produktifitas di sektor pertanian.

“Semangat Transformasi kami mengarah kepada motto PLN, yaitu bahwa listrik harus dimanfaatkan untuk meningkatkan produktifitas yang membawa dampak baik bagi masyarakat, serta mendukung lingkungan yang lebih ramah,” pungkas Awal.

Sementara Syamril salah seorang petani di Jalan Doppa mengaku sangat terbantu dengan hadirnya listrik di sawahnya karena dapat menghemat biaya operasional.

"Penghematan yang saya dapat adalah Rp30.000 setiap harinya, selama enam bulan saya menggunakan listrik saya sudah menghemat sekitar 5 jutaan," ungkap Syamril.

Hal senada juga disampaikan seorang petani di Jalam Kemiri bernama La Baco. Ia menuturkan bahwa setelah melihat efektifitas dan efisiensi petani di Jalan Doppa, maka ia pun ikut tertarik menggunakan listrik untuk pompa air di sawahnya.

"Dulu saat pakai tabung gas saya butuh tiga tabung per hari dengan total harga Rp60.000. Sekarang setelah menggunakan listrik, per harinya saya hanya mengeluarkan biaya Rp35.000 untuk membeli token," kata Baco.

Baginya, penggunaan listrik juga sangat praktis dan andal. Ia tidak lagi perlu jauh-jauh ke sawah pada malam hari untuk mengecek tabung gas apakah habis atau tidak, karena dengan adanya listrik, pompa dapat menyala terus menerus.

Selain di Kabupaten Soppeng, PLN UIW Sulselrabar juga telah menjalankan program tersebut di beberapa daerah yaitu bagi Petani Bawang di Desa Telle Kab. Bone, Petani Bawang di Kab. Enrekang, dan Petani Buah Naga di Kab. Sinjai.

Dengan adanya Program Electrifying Agriculture, PLN berharap dapat meningkatkan taraf ekonomi karena dengan hadirnya listrik, biaya operasional di bidang pertanian bisa menjadi lebih murah.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024