Kupang (ANTARA News) - Arus pengungsian warga di sekitar lereng Gunung Api Anak Ranaka, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai semakin membludak dan diperkirakan menjelang gunung meletus ratusan bahkan ribuan warga akan berbondong-bondong menyelamatkan diri.

"Kami terpaksa harus meninggalkan rumah tinggal dan harta benda lainnya dan mulai mencari tempat yang aman, karena menurut tim pemantau dan petugas dari kabupaten dan provinsi, gunung itu diperkirakan akan meletus antara 27 dan 28 September 2011," kata Kepala Desa Sita, Kecamatan Poco Ranaka Yusup Anggas melalui telepon genggam dari Manggarai, Senin.

Ia mengatakan saat ini warga di desanya yang mencapai 400 kepala keluarga atau sekitar 1.500 orang lebih telah mengungsi dan saat ini ditampung dalam tenda-tenda di lapangan sepak bola Golomongko, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur.

"Golomengko sudah ditetapkan pemerintah setempat sebagai tempat penampungan warga dari lereng kaki Gunung Api Anak Ranaka yang sejak awal September dinaikkan status dari aktif normal (level I) menjadi waspada (level II)," katanya.

Sejak saat itu katanya masyarakat diimbau untuk tidak mendekat ke kawah aktif Gunung Api Anak Ranaka untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan kalau gunung itu `batuk? mengeluarkan lava panas.

Sementara itu warga Desa Gololoni Kecamatan Borong Remigius Angkur, yang dihubungi terpisah, membenarkan aksi pengungsian warga desa yang tinggal di sekitar lereng Gunung Api Anak Ranaka, menyusul berbagai informasi yang berkembang, bahwa besok, Selasa (27/9) atau Rabu (28/9/2011) gunung api itu akan meletus.

"Informasi itu membuat kami panik, sehingga secara berbondong-bondong sejak tanggal 22 September 2011 meninggalkan tepat tinggal mereka menuju tempat yang aman dan nyaman, hingga kondisinya benar-benar pulih dan aman barulah kembali ke tempat semula," katanya.

Ia mengaku kepanikan warga semakin memuncak, ketika melihat helikopter berkeliling gunung api itu dan beberapa kali memang lampu sebagai isyarat bagi warga untuk segera menjauh dari lokasi gunung itu dan memberi isyarat kalau gunung akan meletus antara 27 atau 28 September 2011.

"Lewat dari tangal 28 September berdasarkan tim teknis dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG),, tidak akan terjadi lagi," katanya.

Setidaknya ada lima desa dan satu kelurahan yang masuk dalam radius terancam terkait perubahan aktivitas vulkanik Anak Ranaka. Sejumlah desa dimaksud dua di antaranya di Kecamatan Waeri'i, Kabupaten Manggarai, yakni Desa Ranaka dan Waeri'i. Empat lainnya di Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur, yakni Desa Golo Lobos, Compang Wesang, Bangka Pau, dan Kelurahan Mandosawu.

"Berdasarkan perkembangan aktifitas gunung api itu yang meningkat, dinaikkan statusnya dari aktif normal ke waspada," kata Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendrasto.

Sebelumnya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi menaikkan status gunung Api Anak Ranaka di Kabupaten Manggarai dari aktif normal (level I)ke waspada (level II).

Pemerintah Propinsi (Pemprop) NTT telah menurunkan tim Vulkanalogi guna melakukan penelitian, termasuk aktivitas Gunung Lewotobi Perempuan di Kabupaten Flores Timur. (T.pso-084/B013) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024