Makassar (ANTARA News) - Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tinggi yakni 228 per 100 ribu kelahiran atau masih jauh dari target Millenium Development Goals 103 per 100 ribu kelahiran.

"Tingginya angka kematian ibu melahirkan ini, harus dapat ditekan sehingga target MGD's 2015 dapat dicapai," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Hj Linda Amalia Agum Gumelar di Makassar, Senin.

Dia mengatakan, ke depan angka kematian ibu melahirkan minimal tidak tertinggal jauh dari angka target MGD's, sehingga pada 2015, kasus kematian ibu melahirkan sudah semakin berkurang.

Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, angka kematian bayi pada saat lahir juga harus dapat ditekan, karena saat ini angka itu masih cukup tinggi yakni 30 per 1.000 orang kelahiran.

"Karena itu kami terus melakukan terobosan alternatif, agar pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak mengalami gradasi yang positif," katanya.

Adapun strategi utamanya adalah mewujudkan kebijakan dan program pembangunan yang responsif gender, menjamin hak perempuan dan anak, serta memperkuat kelembagaan dan jejaring kerja yang akuntabel.

Dia mengatakan, para pihak harus memberikan respon yang positif terhadap upaya pemberdayaan perempuan dari zaman prakemerdekaan hingga saat ini.

Untuk membangun pola pemberdayaan perempuan, lanjut dia, hendaknya memperhatikan empat aspek yaitu aspek dinamika-politik yang berkembang dan masalah riil perempuan yang berkembang saat ini.

"Dua aspek lainnya adalah memperhatikan peluang dan tantangan pemberdayaan perempuan dan perwujudan kesetaraan gender, serta memperhatikan internal kapasitas perempuan," katanya.

Menurut dia, faktor internal kapasitas perempuan itu penting sebagai modal sosial dan sebagai mitra sejajar dengan kaum laki-laki. (T.S036/S016) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024