Makassar (ANTARA) - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) mengeluhkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) khususnya jenis solar yang mengakibatkan terhambatnya distribusi logistik.

Ketua ALFI Sulselbar Syarifudin Saharudi Ipho di Makassar, Jumat, mengatakan kelangkaan BBM jenis solar membuat pengiriman logistik jadi terganggu.

"Ini masih awal tahun, ke mana semua itu BBM. Distribusi logistik harus dilakukan karena ini juga berpengaruh pada roda perekonomian di Indonesia khususnya Sulselbar," ujarnya.

Ia mengatakan kelangkaan BBM biasanya terjadi di penghujung tahun. Namun di 2022 ini, kelangkaan sudah terjadi di awal tahun.

Menurut Ipho, pemerintah jika harus menaikkan bahan bakarnya, sebaiknya dilakukan tanpa harus mengganggu stok. Meski demikian, dia juga mengakui akan adanya konsekuensi yakni kenaikan atau penyesuaian biaya maupun tarif distribusi.

"Kalau memang menaikkan BBM adalah solusinya, silakan lakukan. Tapi ingat, kami juga pasti akan melakukan penyesuaian dan masyarakat luas yang paling berpengaruh juga," katanya.

Ipho menuturkan saat ini terjadi peningkatan konsumsi solar yang cukup besar karena ekonomi mulai bergeliat. Namun ini sesuatu yang wajar di setiap momentum menjelang Ramadan. 

Dampak yang ditimbulkan dari kenaikan adalah disparitas harga yang besar antara solar yang dijual Rp5.150 per liter dengan Dexlite Rp13.250 per liter perlu jadi perhatian.

"Pengusaha tentu memilih yang lebih murah. Jika kemudian pengusaha angkutan terpaksa menggunakan Dexlite karena solar tidak tersedia, maka dikhawatirkan memicu pula penyesuaian harga angkutan serta harga pokok barang," ucapnya.

Selain itu, kelangkaan solar ini membuat angkutan logistik harus mengantri puluhan jam di SPBU. Menurutnya pengiriman jadi tersendat sehingga menimbulkan beban logistik.

"Solar langka, barang-barang kebutuhan masyarakat jadi langka juga karena distribusi tersendat. Kalau begini, ekonomi kita secara luas jadi korban, masyarakat luas terutama," tuturnya.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024