Mamuju (ANTARA News) - Kepala Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Raden Suparman, meminta agar kegiatan proyek percetakan sawah di daerahnya diawasi ketat guna menghindari penyimpangan penggunaan anggaran.
"Selama ini banyak proyek pembangunan yang dilaksanakan oleh kontraktor tidak becus seperti sarana sekolah maupun jalan tani. Para rekanan tidak memperhatikan kualitas pekerjaan namun hanya memikirkan keuntungan dari pelaksanaan proyek itu sendiri," kata Kepala Desa (Kades) Kuo, Raden Suparman di Mamuju, Minggu.
Menurut dia, saat ini ada lagi kontraktor yang melaksanakan proyek percetakan sawah dengan nilai anggaran sebesar Rp4 milyar.
"Proyek percetakan sawah bernilai Rp4 milyar ini merupakan bantuan pemerintah pusat yang diplot melalui Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) tahun anggaran 2012," jelasnya.
Karena itu kata dia, semua pihak baik media maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ikut mengontrol untuk mendampingi proyek percetakan sawah.
"Ada kekhawatiran yang muncul dari diri kami dengan dilaksanakannya proyek ini. Kecemasan itu jangan sampai proyek ini dikerjakan asal jadi tanpa memperhatikan kualitas," ucapnya.
Ia berharap, proyek percetakan sawah sekarang ini benar-benar mampu dinikmati petani untuk kebutuhan mereka.
"Jangan sampai pelaksanaan proyek percetakan sawah sekarang ini menyerupai kegiatan pada tahun anggaran 2007. Pada kegiatan proyek percetakan sawah lima tahun silam hasilnya buruk dan bahkan nyaris tidak dinikmati dalam waktu lama,"pungkasnya. (T.KR-ACO/N001)
"Selama ini banyak proyek pembangunan yang dilaksanakan oleh kontraktor tidak becus seperti sarana sekolah maupun jalan tani. Para rekanan tidak memperhatikan kualitas pekerjaan namun hanya memikirkan keuntungan dari pelaksanaan proyek itu sendiri," kata Kepala Desa (Kades) Kuo, Raden Suparman di Mamuju, Minggu.
Menurut dia, saat ini ada lagi kontraktor yang melaksanakan proyek percetakan sawah dengan nilai anggaran sebesar Rp4 milyar.
"Proyek percetakan sawah bernilai Rp4 milyar ini merupakan bantuan pemerintah pusat yang diplot melalui Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) tahun anggaran 2012," jelasnya.
Karena itu kata dia, semua pihak baik media maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ikut mengontrol untuk mendampingi proyek percetakan sawah.
"Ada kekhawatiran yang muncul dari diri kami dengan dilaksanakannya proyek ini. Kecemasan itu jangan sampai proyek ini dikerjakan asal jadi tanpa memperhatikan kualitas," ucapnya.
Ia berharap, proyek percetakan sawah sekarang ini benar-benar mampu dinikmati petani untuk kebutuhan mereka.
"Jangan sampai pelaksanaan proyek percetakan sawah sekarang ini menyerupai kegiatan pada tahun anggaran 2007. Pada kegiatan proyek percetakan sawah lima tahun silam hasilnya buruk dan bahkan nyaris tidak dinikmati dalam waktu lama,"pungkasnya. (T.KR-ACO/N001)