Makassar (ANTARA News) - Dibutuhkan donatur untuk menerbitkan naskah kuno masyarakat Bugis, Sulawesi Selatan, "I La galigo" berhuruf latin dalam 10 jilid.

"Terdapat 12 jilid naskah sastra kuno Bugis itu tersimpan di Belanda dan sudah ada dua jilid yang sudah diterbitkan," kata Direktur Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies Dr Roger Tol di Makassar, Senin.

Dia mengatakan, penerbitan naskah "I La Galigo" yang sudah masuk dalam karya sastra yang dilindungi oleh Badan PBB Urusan Pendidikan, Sains dan Kebudayaan (UNESCO) atas kerja sama lembaga donor Belanda dan Universitas Hasanuddin, Makassar tiga tahun silam.

Menurut dia, untuk penerbitan jilid ke-3 hingga 12 masih membutuhkan donor, dengan rata-rata biaya penerbitan satu jilid naskah sekitar Rp50 juta.

"Jadi, sebenarnya tidak terlalu mahal untuk mencetak naskah kuno bertulis aksara "lontarak" itu," katanya.

Hanya saja, lanjut dia, minimnya animo untuk membukukan naskah itu menjadi salinan berhuruf latin, karena kurang menyadari pentingnya nilai budaya, historis dan seni dari naskah tersebut.

Padahal, menurut dia, nilai sejarah masa lalu dapat membantu dalam memproyeksikan masa depan.

Apalagi naskah itu mengisahkan nilai kejuangan Sawerigading dan I La Galigo, anaknya dengan berbagai peristiwa dan etnik yang kompleks," katanya.

Berkaitan dengan hal tersebut, menurut pemerhati sejarah dan sastra asal Belanda ini, diharapkan donatur yang dapat menerbitkan naskah kuno itu menjadi buku yang dapat dibaca dan dipahami semua orang di dunia.
(T.S036/Z002) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024