Kupang (ANTARA News) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur Tini Tadeus, mengatakan letusan Gunung Sirung di Desa Mauta, Kecamatan Pantar Tengah, Kabupaten Alor tidak membahayakan warga.

"Pada Minggu (13/5), memang ada dua kali letusan tetapi abu panas terurai ke udara dan jatuh ke arah laut, sehingga tidak mengganggu aktivitas warga di sekitar gunung," kata Tini Tadeus, di Kupang, Senin, terkait perkembangan aktivitas gunung Sirung di Kabupaten Alor dan langkah penanganannya.

Dia menjelaskan, status Gunung Sirung ditingkatkan dari waspada menjadi siaga sejak Minggu (13/5). Peningkatan status dilakukan setelah aktivitas gunung setinggi 826 meter di atas permukaan laut itu terus meningkat.

Sesuai laporan Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas Gunung Sirung mulai meningkat sejak 8 Mei malam yakni terjadi erupsi abu selama tiga jam disertai dentuman dan sinar api setinggi 10 meter di atas kawah.

Abu erupsi dilaporkan mencapai jarak 3,5 kilometer dari titik letusan ke arah utara dan endapan abu mencapai ketebalan 4 milimeter (mm).

Pada Minggu (13/5) hembusan asap putih tipis masih terus keluar hingga ketinggian 50 meter di atas bibir kawah.

Tini Tadeus mengatakan, berdasarkan hasil koordinasi terakhir yang dilakukan beberapa jam lalu, Pemerintah Kabupaten Alor belum mengambil keputusan untuk memindahkan warga di kaki gunung itu karena belum ada tanda-tanda bahaya.

"Dari hasil koordinasi terakhir. Kalaupun terjadi letusan, warga tidak terancam karena kawah gunung berada di bagian yang mengarah ke laut," katanya mengutip laporan dari Pemerintah Kabupaten Alor.

Desa-desa yang berada di kaki Gunung Sirung adalah Desa Mauta, Tude, Aramaba, dan Melaki. Jumlah penduduk yang menghuni desa-desa ini berjumlah sekitar 6.000 jiwa.

Dia menambahkan, walaupun kecil kemungkinan terjadi ancaman terhadap penduduk di kaki gunung, tetapi warga sudah diminta untuk tetap siaga dan siap untuk dievakuasi jika ada perintah dari petugas PVMBG.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTT, kata dia, siap untuk memberikan bantuan-bantuan yang diperlukan oleh daerah, jika terjadi keadaan darurat di lapangan yang memerlukan bantuan.

Gunung Sirung meletus terakhir pada 2004. Gunung tersebut tercatat meletus sebanyak sembilan kali sejak 1852-1998 tetapi tidak ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa dalam beberapa kali letusan itu. 
(T.B017/R010) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024