Makassar (ANTARA) - Himpunan Penggiat Herbal Organik (HIPHO) yang didukung PT Vale membuka gerai produk herbal bernama "Pojok Jamu" di Panti Sehat Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Pojok Jamu buka untuk umum setiap Selasa mulai pukul 07.00 WITA-16.00 WITA.
Ketua HIPHO Sorowako Mimi Rosita melalui rilis di Makassar, Selasa, menjelaskan beberapa produk andalan telah dipasarkan ke beberapa toko dan galeri di Sulawesi Selatan hingga Sulawesi Tengah.
"Produk unggulan tersebut, yakni sereh lemon, jus patikala, jus bawang dayak, jus dengen, teh kelor kopi stamina, temulawak instan, wedang jahe, kopi stamina, dan cokelat jahe," kata dia.
HIPHO adalah komunitas kader binaan Program Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Herbal yang digagas PT Vale dan Dinas Kesehatan, serta mendapat pendampingan dari Yayasan Aliksa.
Program UKBM Herbal dijalankan sejak 2016 yang merupakan salah satu program unggulan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Vale.
Melalui program ini, masyarakat diberikan sejumlah pelatihan pengetahuan ekologi tanah, herbal dasar, pengenalan penyakit, dan penanganan dengan tumbuhan herbal, pengolahan hasil tanaman berkhasiat obat (TOBAT), kewirausahaan jamu, herbal lanjutan, penyehat tradisional ramuan, keterampilan pijat refleksi, pijat tradisional, dan hipnoterapi.
Hingga kini total warga yang mengikuti program tersebut mencapai 323 orang yang terdiri atas 299 perempuan dan 24 laki-laki.
Dia menjelaskan seluruh anggota HIPHO telah bersertifikat profesional dari Kementerian Kesehatan. Perlahan namun pasti, anggota HIPHO telah menjadi "top of mind" ketika masyarakat memiliki kebutuhan terkait produk herbal.
"Jadi kadang itu ada yang telepon keluarga, teman, karyawan Vale sampai pejabat minta dibuatkan ramuan obat herbal," kata Mimi.
Ibu dua anak ini berkisah, jika dirinya pernah mengidap penyakit kanker payudara pada 2010. Selama enam tahun menderita, bolak balik telah melakukan pengobatan medis maupun nonmedis. Penyakit Mimi tak kunjung sembuh. Sampai ketika diberitahu teman yang pernah mengikuti pelatihan UKBM tentang ramuan herbal dan mengonsumsinya sehingga kondisi mulai membaik.
"Saya konsumsi kunyit putih, temu mangga, tapak dara, dan daun dewa. Itu saya konsumsi setiap hari," ungkap Mimi.
Pengalaman serupa dirasakan Nila Andi Syamsu yang mengidap gangguan infeksi saluran kemih (ISK). Dia membeli 12 botol jamu kunyit asam.
"Daripada saya konsumsi obat kimia, saya lebih baik minum yang herbal. Kami juga biasa mengonsumsi beras organik Matano Rice. Lebih sehat," kata dia.
Senior Manager Social Development Program (SDP) PT Vale Ardian Indra Putra mengungkapkan "Pojok Jamu" diharapkan bisa menjadi alternatif dari ketergantungan obat-obatan kimia, sekaligus memanfaatkan dengan optimal sumber daya yang ada di sekitar masyarakat.
"PT Vale berkomitmen dan konsisten untuk menginisiasi strategi bahwa kesehatan itu bisa diperoleh dari lingkungan alam sekitar kita. Dan 'Pojok Sehat' bisa menjadi wisata sehat di Sorowako yang kemudian bisa direplikasi pemerintah atau pihak terkait," ujarnya.
Pojok Jamu buka untuk umum setiap Selasa mulai pukul 07.00 WITA-16.00 WITA.
Ketua HIPHO Sorowako Mimi Rosita melalui rilis di Makassar, Selasa, menjelaskan beberapa produk andalan telah dipasarkan ke beberapa toko dan galeri di Sulawesi Selatan hingga Sulawesi Tengah.
"Produk unggulan tersebut, yakni sereh lemon, jus patikala, jus bawang dayak, jus dengen, teh kelor kopi stamina, temulawak instan, wedang jahe, kopi stamina, dan cokelat jahe," kata dia.
HIPHO adalah komunitas kader binaan Program Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Herbal yang digagas PT Vale dan Dinas Kesehatan, serta mendapat pendampingan dari Yayasan Aliksa.
Program UKBM Herbal dijalankan sejak 2016 yang merupakan salah satu program unggulan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Vale.
Melalui program ini, masyarakat diberikan sejumlah pelatihan pengetahuan ekologi tanah, herbal dasar, pengenalan penyakit, dan penanganan dengan tumbuhan herbal, pengolahan hasil tanaman berkhasiat obat (TOBAT), kewirausahaan jamu, herbal lanjutan, penyehat tradisional ramuan, keterampilan pijat refleksi, pijat tradisional, dan hipnoterapi.
Hingga kini total warga yang mengikuti program tersebut mencapai 323 orang yang terdiri atas 299 perempuan dan 24 laki-laki.
Dia menjelaskan seluruh anggota HIPHO telah bersertifikat profesional dari Kementerian Kesehatan. Perlahan namun pasti, anggota HIPHO telah menjadi "top of mind" ketika masyarakat memiliki kebutuhan terkait produk herbal.
"Jadi kadang itu ada yang telepon keluarga, teman, karyawan Vale sampai pejabat minta dibuatkan ramuan obat herbal," kata Mimi.
Ibu dua anak ini berkisah, jika dirinya pernah mengidap penyakit kanker payudara pada 2010. Selama enam tahun menderita, bolak balik telah melakukan pengobatan medis maupun nonmedis. Penyakit Mimi tak kunjung sembuh. Sampai ketika diberitahu teman yang pernah mengikuti pelatihan UKBM tentang ramuan herbal dan mengonsumsinya sehingga kondisi mulai membaik.
"Saya konsumsi kunyit putih, temu mangga, tapak dara, dan daun dewa. Itu saya konsumsi setiap hari," ungkap Mimi.
Pengalaman serupa dirasakan Nila Andi Syamsu yang mengidap gangguan infeksi saluran kemih (ISK). Dia membeli 12 botol jamu kunyit asam.
"Daripada saya konsumsi obat kimia, saya lebih baik minum yang herbal. Kami juga biasa mengonsumsi beras organik Matano Rice. Lebih sehat," kata dia.
Senior Manager Social Development Program (SDP) PT Vale Ardian Indra Putra mengungkapkan "Pojok Jamu" diharapkan bisa menjadi alternatif dari ketergantungan obat-obatan kimia, sekaligus memanfaatkan dengan optimal sumber daya yang ada di sekitar masyarakat.
"PT Vale berkomitmen dan konsisten untuk menginisiasi strategi bahwa kesehatan itu bisa diperoleh dari lingkungan alam sekitar kita. Dan 'Pojok Sehat' bisa menjadi wisata sehat di Sorowako yang kemudian bisa direplikasi pemerintah atau pihak terkait," ujarnya.