Palu (ANTARA News) - Anggota DPRD Sulawesi Tengah mengatakan bahwa musim panen raya cengkeh tahun ini di Kabupaten Tolitoli rawan pencurian bahkan perampokan sehingga perlu peningkatan patroli keamanan dari kepolisian.

Anggota Komisi I DPRD Sulawesi Tengah Baso Opu Andi Syarifuddin di Palu, Kamis mengatakan rasa nyaman masyarakat di daerah penghasil cengkeh itu belakangan ini terganggu karena adanya aksi pencurian cengkeh milik petani.

"Pelaku itu mencuri cengkeh yang sudah kering. Harganya mahal sehingga orang tergiur mencuri. Makanya rasa aman dan nyaman petani cengkeh kita sedikit terganggu," kata anggota dewan yang membidangi pemerintahan dan keamanan ini.

Dia mengatakan, kondisi tersebut disampaikan masyarakat saat dirinya melakukan kunjungan kerja daerah di sejumlah kecamatan di Tolitoli, baru-baru ini.

Meski belum ada aksi pencurian dalam jumlah yang besar, katanya, tetapi masyarakat sudah ada yang kehilangan cengkeh dan kendaraan sepeda motor.

"Masyarakat bangga punya cengkeh, tetapi rasa nyaman mereka juga terganggu," kata Baso Opu.

Dia mengatakan, untuk mengantisipasi kejadian dan kerugian yang lebih besar di tengah masyarakat maka aparat keamanan dan pemerintah daerah setempat perlu meningkatkan pengamanan salah satunya melalui patroli aparat kepolisian maupun pengaktifan ronda malam.

"Kita punya kewajiban untuk menjaga dan menjamin rasa aman bagi masyarakat," katanya.

Setiap musim panen cengkeh kasus pencurian bahkan perampokan kerap terjadi di Tolitoli.

Harga cengkeh pada musim panen tahun ini cenderung lebih baik meski terus mengalami penurunan harga.

Tiga pekan lalu, harga cengkeh di pasar lokal Tolitoli dan Kota Palu sempat menembus sampai Rp105 ribu per kilogram. Namun terus mengalami penurunan hingga pekan ini bertengger pada harga Rp87.000 per kilogram. 
(T.A055/M026) 



Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024