Makassar (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus fokus dalam upaya menjaga kesehatan laut dan keberlanjutan sumber daya sektor kelautan dan perikanan di berbagai wilayah pengelolaan perairan nasional.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan KKP I Nyoman Radiarta, PhD, dalam simposium yang dipantau dari Makassar, Sabtu, mengatakan KKP berpartisipasi aktif dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) melalui keanggotaan High Level Panel – Sustainable Ocean Economy.
Ia mengemukakan bahwa peran KKP dalam mewujudkan poin 14 dalam SDGs di Indonesia dilakukan dalam berbagai program dan kebijakan dengan tetap mempertimbangkan ekologi dan ekonomi.
“BRSDM mendukung KKP dalam pencapaian SDGs melalui pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan inkubasi bisnis," katanya pada kegiatan simposium yang digelar FIKP Unhas dan Universiti Malaysia Terengganu (UMT) itu.
"Termasuk konservasi perairan dan pengelolaan ruang laut diimplementasikan melalui peningkatan luas kawasan konservasi perairan nasional dan pengelolaan ruang laut untuk berbagai aktivitas,” sambung Nyoman dalam materinya bertajuk “Memajukan Sektor Kelautan dan Perikanan Demi Mencapai SDGs untuk Lingkungan Perairan dan Masyarakat yang Sehat”.
Rektor Unhas Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa, MSc. Dalam sambutannya, mengatakan keberlanjutan sektor kelautan dan perikanan bukan hal yang mudah dan membutuhkan peran dari seluruh sektor.
Jamaluddin Jompa yang juga merupakan pakar kelautan ini mengutarakan harapannya agar gagasan, saran serta masukan dari para pembicara nantinya memberikan kontribusi positif dalam upaya pencapaian SDGs.
“Saat ini banyak nelayan yang kesulitan menangkap ikan, dan berbagai permasalahan lainnya. Ini yang harus diperhatikan bersama, bagaimana menghadirkan sains dan teknologi dalam bidang pengembangan kelautan dan perikanan yang memberikan dampak positif terhadap masyarakat secara menyeluruh,” jelasnya.
Dengan sumber daya laut melimpah yang dimiliki Indonesia, maka diperlukan penataan ulang dalam pengelolaan sumber daya tersebut dengan prinsip berkelanjutan untuk menjaga kelestarian dan keanekaragaman biota laut Indonesia.
Ketua Panitia Dr Ir Siti Aslamyah MP menyampaikan kegiatan ini merupakan upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, utamanya pada poin 14 yang berkaitan dengan kehidupan di bawah air.
Siti Aslamyah menambahkan kegiatan ini menghadirkan para narasumber kompeten dari berbagai bidang baik secara nasional maupun internasional. Untuk simposium nasional, jumlah makalah yang berhasil terkumpul sebanyak 48 naskah.
Sementara itu, untuk simposium internasional jumlah makalah yang berhasil terkumpul sebanyak 218 naskah yang terdiri dari 78 makalah dari civitas akademik Unhas, 8 makalah dari UMT, dan selebihnya bersumber dari instansi dan perguruan tinggi lainnya.
“Peserta berasal dari berbagai negara seperti Thailand, Inggris, China dan Malaysia. Kami berharap, simposium ini bisa memberikan inspirasi dan kontribusi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan khususnya dalam bidang kelautan dan perikanan,” jelasnya.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan KKP I Nyoman Radiarta, PhD, dalam simposium yang dipantau dari Makassar, Sabtu, mengatakan KKP berpartisipasi aktif dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) melalui keanggotaan High Level Panel – Sustainable Ocean Economy.
Ia mengemukakan bahwa peran KKP dalam mewujudkan poin 14 dalam SDGs di Indonesia dilakukan dalam berbagai program dan kebijakan dengan tetap mempertimbangkan ekologi dan ekonomi.
“BRSDM mendukung KKP dalam pencapaian SDGs melalui pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan inkubasi bisnis," katanya pada kegiatan simposium yang digelar FIKP Unhas dan Universiti Malaysia Terengganu (UMT) itu.
"Termasuk konservasi perairan dan pengelolaan ruang laut diimplementasikan melalui peningkatan luas kawasan konservasi perairan nasional dan pengelolaan ruang laut untuk berbagai aktivitas,” sambung Nyoman dalam materinya bertajuk “Memajukan Sektor Kelautan dan Perikanan Demi Mencapai SDGs untuk Lingkungan Perairan dan Masyarakat yang Sehat”.
Rektor Unhas Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa, MSc. Dalam sambutannya, mengatakan keberlanjutan sektor kelautan dan perikanan bukan hal yang mudah dan membutuhkan peran dari seluruh sektor.
Jamaluddin Jompa yang juga merupakan pakar kelautan ini mengutarakan harapannya agar gagasan, saran serta masukan dari para pembicara nantinya memberikan kontribusi positif dalam upaya pencapaian SDGs.
“Saat ini banyak nelayan yang kesulitan menangkap ikan, dan berbagai permasalahan lainnya. Ini yang harus diperhatikan bersama, bagaimana menghadirkan sains dan teknologi dalam bidang pengembangan kelautan dan perikanan yang memberikan dampak positif terhadap masyarakat secara menyeluruh,” jelasnya.
Dengan sumber daya laut melimpah yang dimiliki Indonesia, maka diperlukan penataan ulang dalam pengelolaan sumber daya tersebut dengan prinsip berkelanjutan untuk menjaga kelestarian dan keanekaragaman biota laut Indonesia.
Ketua Panitia Dr Ir Siti Aslamyah MP menyampaikan kegiatan ini merupakan upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, utamanya pada poin 14 yang berkaitan dengan kehidupan di bawah air.
Siti Aslamyah menambahkan kegiatan ini menghadirkan para narasumber kompeten dari berbagai bidang baik secara nasional maupun internasional. Untuk simposium nasional, jumlah makalah yang berhasil terkumpul sebanyak 48 naskah.
Sementara itu, untuk simposium internasional jumlah makalah yang berhasil terkumpul sebanyak 218 naskah yang terdiri dari 78 makalah dari civitas akademik Unhas, 8 makalah dari UMT, dan selebihnya bersumber dari instansi dan perguruan tinggi lainnya.
“Peserta berasal dari berbagai negara seperti Thailand, Inggris, China dan Malaysia. Kami berharap, simposium ini bisa memberikan inspirasi dan kontribusi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan khususnya dalam bidang kelautan dan perikanan,” jelasnya.