Makassar (ANTARA) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan Khaeroni mengatakan program Moderasi Beragama bukan program Organisasi Masyarakat (ormas) Islam tertentu seperti Nahdlatul Ulama (NU).

"Ada isu seperti itu yang berkembang. Program moderasi beragama saya nyatakan itu bukan program NU tetapi murni pemerintah. Moderasi beragama itu Wasathiyah, yaitu mengarahkan umatnya agar adil, seimbang, bermaslahat dan proporsional," ujarnya melalui keterangannya yang diterima di Makassar, Selasa.

Ia menjelaskan, moderasi beragama adalah menengahkan sikap, pandangan, dan praktik beragama. Untuk itu, diharapkan melalui program moderasi beragama semua umat bisa bersama untuk menyamakan persepsi dan visi yang bisa dicapai dengan dilandasi oleh empat indikator.

Empat indikator yang dimaksudkan yakni komitmen kebangsaan yakni kesetiaan terhadap Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika, toleran, anti kekerasan dan menghargai kearifan lokal.

"Apapun agamamu, apapun aliran kepercayaanmu, jangan pernah mengaku moderat jika belum dilandasi empat indikator itu," katanya.

Khaeroni kemudian berpesan kepada penyuluh yang merupakan corong Kementerian Agama di tengah masyarakat agar tidak mengambil tindakan yang justru bertentangan dengan nilai-nilai moderasi beragama.

Ia menyatakan jika penyuluh atau warga dihadapkan pada orang-orang atau sekelompok kecil pemeluk agama dan aliran kepercayaan yang tidak dan atau perilakunya bertentangan dengan empat indikator tersebut hendaknya diingatkan.

"Jika empat indikator itu tidak dimiliki, cukup diingatkan saja. Lakukan pendekatan persuasif, jangan dengan kekerasan," katanya.

Khaeroni di hadapan 90 peserta kegiatan yang berasal dari unsur penyuluh PNS dan Non PNS serta Kepala KUA Kecamatan se Kabupaten Barru, ia l menerangkan tentang filosofi hewan penyu.

"Penyu walaupun ditindih dengan beban berat tetap diam saja. Nah jika penyuluh punya beban berat dan gajinya sedikit harus belajar sama penyu," terangnya.

"Penyuluh juga tidak boleh sombong. Lihatlah bagaimana penyu ketika banyak orang justru memasukkan kepalanya," tambah Khaeroni.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024