Makassar (ANTARA) - Tim Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Makassar yang melakukan pemeriksaan berkas dan riwayat kesehatan jamaah calon haji (JCH) mencatat sejumlah kasus dengan riwayat hipertensi.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Makassar dr Muh Haskar di Makassar, Kamis, mengatakan pada hari pertama JCH yang masuk pemondokan asrama haji sebelum bertolak ke Arab Saudi, tercatat sejumlah kasus dengan memiliki riwayat penyakit dengan kategori risiko tinggi (risti).
"Kalau jumlahnya belum bisa kami simpulkan berapa karena pemeriksaan yang kami lakukan di asrama itu hanya pemeriksaan lanjutan saja karena di daerah masing-masing itu mereka semua sudah diperiksa," ujarnya.
Dokter Haskar menyatakan dokumen-dokumen yang diperiksa oleh tim kesehatan banyak menemukan riwayat penyakit berkategori tinggi, apalagi di masa pandemi COVID-19 bisa menjadi komorbid juga.
Beberapa penyakit yang umumnya diderita oleh para jamaah calon haji yang telah berusia di atas 50 tahun yakni tekanan darah tinggi atau hipertensi, jantung dan diabetes.
"Yang pasti semua jamaah haji ketika masuk pemondokan asrama itu sudah melalui fase pemeriksaan mendalam oleh tim kesehatan daerah seperti dinas kesehatan setempat yang memeriksa kesehatan calon jamaah haji," katanya.
Dokter Haskar menambahkan, setiap kelompok terbang (kloter) para jamaah calon haji juga didampingi tim kesehatan ibadah haji (TKIH) sebanyak dua orang yang berprofesi sebagai dokter dan akan bertanggung jawab menjaga kesehatan para JCH.
"Mereka yang punya riwayat risiko tinggi ini diberikan pengawasan oleh TKIH. Para pendamping yang berprofesi dokter itu bisa melakukan pertolongan pertama jika mendapati jamaah mengalami keluhan dan lainnya," ucapnya.
Pada Kloter 1 itu, sebanyak 393 JCH akan diberangkatkan ke Arab Saudi menjalani ibadah haji.
Dari jumlah itu, sebanyak 209 JCH berasal dari Kota Makassar, 61 JCH Kota Parepare, dan sebanyak 119 JCH Kabupaten Soppeng, termasuk 1 orang Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), 1 orang Tim Pembimbing Ibadah Haji (TPIHI) serta 2 orang Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) dengan total 393 JCH
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Makassar dr Muh Haskar di Makassar, Kamis, mengatakan pada hari pertama JCH yang masuk pemondokan asrama haji sebelum bertolak ke Arab Saudi, tercatat sejumlah kasus dengan memiliki riwayat penyakit dengan kategori risiko tinggi (risti).
"Kalau jumlahnya belum bisa kami simpulkan berapa karena pemeriksaan yang kami lakukan di asrama itu hanya pemeriksaan lanjutan saja karena di daerah masing-masing itu mereka semua sudah diperiksa," ujarnya.
Dokter Haskar menyatakan dokumen-dokumen yang diperiksa oleh tim kesehatan banyak menemukan riwayat penyakit berkategori tinggi, apalagi di masa pandemi COVID-19 bisa menjadi komorbid juga.
Beberapa penyakit yang umumnya diderita oleh para jamaah calon haji yang telah berusia di atas 50 tahun yakni tekanan darah tinggi atau hipertensi, jantung dan diabetes.
"Yang pasti semua jamaah haji ketika masuk pemondokan asrama itu sudah melalui fase pemeriksaan mendalam oleh tim kesehatan daerah seperti dinas kesehatan setempat yang memeriksa kesehatan calon jamaah haji," katanya.
Dokter Haskar menambahkan, setiap kelompok terbang (kloter) para jamaah calon haji juga didampingi tim kesehatan ibadah haji (TKIH) sebanyak dua orang yang berprofesi sebagai dokter dan akan bertanggung jawab menjaga kesehatan para JCH.
"Mereka yang punya riwayat risiko tinggi ini diberikan pengawasan oleh TKIH. Para pendamping yang berprofesi dokter itu bisa melakukan pertolongan pertama jika mendapati jamaah mengalami keluhan dan lainnya," ucapnya.
Pada Kloter 1 itu, sebanyak 393 JCH akan diberangkatkan ke Arab Saudi menjalani ibadah haji.
Dari jumlah itu, sebanyak 209 JCH berasal dari Kota Makassar, 61 JCH Kota Parepare, dan sebanyak 119 JCH Kabupaten Soppeng, termasuk 1 orang Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), 1 orang Tim Pembimbing Ibadah Haji (TPIHI) serta 2 orang Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) dengan total 393 JCH