Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat mendukung percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Tumbuan di Desa Karama, Kabupaten Mamuju.

"Kami mendukung. Kalau ada hal yang perlu, silahkan berkomunikasi dengan pemerintah agar investor yang masuk bisa nyaman," kata Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik saat melakukan pertemuan dengan pihak PT Poso Energy, salah satu anak perusahaan Kalla Grup, di Mamuju, Rabu.

PT Bukaka Grup merupakan pelaksana pembangunan PLTA Tumbuan di Desa Karama, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju berkapasitas 450 megawatt dengan akses jalan sepanjang 100 kilometer.

Pihak PT Bukaka yang sudah bekerja selama 12 tahun, namun hingga kini baru mengerjakan 52 kilometer ruas jalan termasuk 14 jembatan. Sedangkan yang tersisa adalah 48 kilometer ruas jalan dan lima jembatan yang harus diselesaikan.

"Saya mendukung pelaksanaan proyek tersebut sebab dengan mendorong infrastruktur di Sulbar akan membuat pengusaha tertarik melakukan investasi di daerah ini," terang Akmal Malik.

Namun, Penjabat Gubernur menegaskan, tidak menginginkan aktivitas proyek maupun bisnis yang dijalankan mendapat penolakan dari masyarakat, sehingga penting mendahulukan kepentingan masyarakat.

Ia juga menekankan agar setiap aktivitas proyek memperhatikan persoalan lingkungan. "Semoga bisnisnya lancar dan mensejahterakan masyarakat Sulbar," ujar Akmal Malik.

Sementara itu, Head of Environmental, Forestry and CSR Department PT Poso Energy Irma Suriani menyampaikan, terbatasnya anggaran membuat pekerjaan infrastruktur harus memakan waktu yang lama.

Meski begitu, pihaknya terus mendorong percepatan penyelesaian infrastruktur untuk memulai proyek inti, PLTA Tumbuan Mamuju.

Dia pun mengakui, hal yang akan menjadi penghambat ke depan adalah status lahan di Sulbar. "Masih banyak masuk hutan lindung, kami kesulitan pendanaan dari sisi itu," kata Irma Suriani.

Ia berharap, pemerintah dapat memfasilitasi agar menyelesaikan persoalan status lahan tersebut. "Seperti di Poso, itu bisa terbangun 1.020 Megawatt karena di sana tidak ada hutan lindung sama sekali," kata Irma Suriani.

Pewarta : Amirullah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024