Mamuju (ANTARA News) - Perwakilan Kesultanan Pemerintah Kerajaan Brunei Darussalam Dr Abu Bakar Mohammad Putera Al-Haj diberi gelar sebagai "Pue Tomalabina Angatan" oleh pemangku adat Mamuju, H Andi Maksum Dai.
Pemberian gelar oleh Maradika atau Raja Mamuju ini dilaksanakan dalam rangkaian acara puncak Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Mamuju ke-472 tahun yang dilaksanakan di Mamuju, Minggu.
Kesultanan Kerajaan Brunei ini mendapat gelar "Pue Tomalabina Angatan" ini ditandai dengan penyematan songkok kebesaran adat Mandar dan penyematan sepucuk keris Mandar.
Dalam kesempatan itu, pemangku adat yang juga Raja Mamuju Andi Maksum Dai mengatakan, pemberian gelar terhadap perwakilan kerajaan Brunei itu sebagai bentuk apresiasi sekaligus pertanda adanya hubungan pertalian persaudaraan antara masyarakat Mamuju dan Brunei Darussalam.
"Sspek sejarah khususnya antara Mamuju dan Brunei memang tak bisa dipisahkan. Intinya, Mamuju dan Brunei memiliki hubungan kekeluargaan yang terjalin semenjak zaman sebelum kemerdekaan," katanya.
Sehingga, kata dia, Pemkab Mamuju dan perangkat adat bersepakat untuk meminta kehadiran perwakilan Kesultanan Brunei Darussalam untuk hadir pada momentum HUT Mamuju tahun ini.
` "Kita berharap hubungan antara Mamuju dan Indonesia pada umumnya dengan Brunei Darussalam, terjalin kerja sama yang baik dalam rangka percepatan pembangunan di berbagai lini," kata Maksum Dai.
Hal senada disampaikan, Bupati Mamuju Suhardi Duka yang menyampaikan, pemberian gelar terhadap Kesultanan Brunei Darussalam ini sebagai ungkapan penghargaan dalam keberagaman budaya antara Brunei dan Mamuju.
"Pemberian gelar ini berdasarkan hasil keputusan perangkat adat Mamuju. Ini dilakukan berdasarkan berbagai pertimbangan yang rasional," katanya.
Ia berharap, pemberian penghargaan ini sekaligus meningkatkan kerja sama dalam hal mendorong pembangunan di Mamuju sebagai ibukota Provinsi Sulbar.
"Semangat kebersamaan dan rasa optimisme tetap terpancar dalam diri kita guna mewujudkan percepatan pembangunan komitmen lima jilid II," kata Bupati. (T.KR-ACO/S023)
Pemberian gelar oleh Maradika atau Raja Mamuju ini dilaksanakan dalam rangkaian acara puncak Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Mamuju ke-472 tahun yang dilaksanakan di Mamuju, Minggu.
Kesultanan Kerajaan Brunei ini mendapat gelar "Pue Tomalabina Angatan" ini ditandai dengan penyematan songkok kebesaran adat Mandar dan penyematan sepucuk keris Mandar.
Dalam kesempatan itu, pemangku adat yang juga Raja Mamuju Andi Maksum Dai mengatakan, pemberian gelar terhadap perwakilan kerajaan Brunei itu sebagai bentuk apresiasi sekaligus pertanda adanya hubungan pertalian persaudaraan antara masyarakat Mamuju dan Brunei Darussalam.
"Sspek sejarah khususnya antara Mamuju dan Brunei memang tak bisa dipisahkan. Intinya, Mamuju dan Brunei memiliki hubungan kekeluargaan yang terjalin semenjak zaman sebelum kemerdekaan," katanya.
Sehingga, kata dia, Pemkab Mamuju dan perangkat adat bersepakat untuk meminta kehadiran perwakilan Kesultanan Brunei Darussalam untuk hadir pada momentum HUT Mamuju tahun ini.
` "Kita berharap hubungan antara Mamuju dan Indonesia pada umumnya dengan Brunei Darussalam, terjalin kerja sama yang baik dalam rangka percepatan pembangunan di berbagai lini," kata Maksum Dai.
Hal senada disampaikan, Bupati Mamuju Suhardi Duka yang menyampaikan, pemberian gelar terhadap Kesultanan Brunei Darussalam ini sebagai ungkapan penghargaan dalam keberagaman budaya antara Brunei dan Mamuju.
"Pemberian gelar ini berdasarkan hasil keputusan perangkat adat Mamuju. Ini dilakukan berdasarkan berbagai pertimbangan yang rasional," katanya.
Ia berharap, pemberian penghargaan ini sekaligus meningkatkan kerja sama dalam hal mendorong pembangunan di Mamuju sebagai ibukota Provinsi Sulbar.
"Semangat kebersamaan dan rasa optimisme tetap terpancar dalam diri kita guna mewujudkan percepatan pembangunan komitmen lima jilid II," kata Bupati. (T.KR-ACO/S023)