Makassar, 6/11 (ANTARA) - Brunai Darussalam, salah satu dari empat negara peserta kerjasama ekonomi sub regional Brunai, Indonesia, Malaysia dan Philipina East Asean Growth Area (BIMP-EAGA) tahun 2009 akan mengimpor beras dari Sulawesi Selatan (Indonesia).
"Saya ambil contoh beras enam kemasan, masing-masing beratnya lima kilogram untuk dibawa ke Brunai Darussalam karena kualitas dan mutunya setara beras impor dari Thailand yang selama ini dipasok ke negaranya," kata Duta Besar Brunai Darussalam untuk Indonesia, Husen bin Awang Achmad di Makassar, Kamis.
Saat menanyakan harga dan jenis beras Sulsel di stand pameran Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sulsel di hotel Clarion, Husen menilai harga beras jenis 'Celebes Aromatik' (beras bening) daerah ini murah dan berkualitas ekspor sehingga pihaknya membeli sejumlah itu sebagai sample untuk dibawa ke negaranya.
"Insyaallah tahun 2009 kita sudah akan mengimpor beras dari provinsi ini setelah pemerintah Indonesia memberi kelonggaran impor komoditi tersebut ke negara kami," katanya.
Dubes Brunai Darussalam, Husen Awang juga tertarik dengan komoditi kacang mete super yang dikemas dalam ukuran satu kilogram, termasuk mata dagangan hasil pertanian lainnya untuk dipasarkan di negaranya.
Selain Brunai Darussalam, kata Taufan dari PT. Pertani Sulsel yang dipercayakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Sulsel untuk mengisi stand tersebut dengan komoditi pertanian seperti beras, jagung dan lainnya, sejumlah delegasi dari dua negara yakni Malaysia dan Filipina bermaksud mengimpor beras dari Sulsel.
"Kami mendapat tawaran untuk memasok beras dari delegasi peserta BIMP-EAGA tersebut, namun kerjasama itu harus melalui pemerintah provinsi Sulsel dengan pemerintah negara-negara itu sebagai penguatan jaringan antara pemerintah daerah dan sektor swasta dalam wilayah kerjasama BIMP-EAGA," katanya seraya menambahkan, harga beras Celebes Aromatik untuk kemasan lima kilogram RP38.500 atau tiap kilogram seharga RP7.600.
Harga beras di Sulsel untuk jenis beras Kepala, Ciliwung dan Super antara RP5.500 sampai RP6.500/kg, lebih murah dibanding harga beras di Malaysia yang mencapai RP8.500/kg, kata Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo usai menghadiri pertemuan Senior Officials Meeting dengan delegasi tiga negara tersebut di Makassar.
Dengan adanya kerjasama ekonomi sub regional se Asean ini, lanjutnya, peluang Sulsel untuk mengekspor beras dan sejumlah komoditi pertanian lainnya ke negara tetangga tersebut terbuka lebar karena saling membutuhkan dan menguntungkan kedua belah pihak.
Tahun 2009, kata Gubernur Syahrul, Sulsel akan surplus beras dua juta ton atau bertambah 900 ribu ton dari surplus beras dua tahun lalu yang tercatat 1,1 juta ton dan jagung sebanyak 1,5 juta ton. ***2***
(T.PK-HK/B/F003/F003) 06-11-2008 21:32:19

