Makassar (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan skema insentif khusus senilai total Rp50 juta per bulan untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis di wilayah kepulauan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono di sela kunjungan kerjanya meninjau Cek Kesehatan Gratis (CKG) ke Puskesmas Sabutung, Pangkep, Selasa.
"Jadi, kalau dokter spesialis, saya kira kalau mau (bertugas, red) ke Pangkep ini, paling nggak mereka bisa take home pay sekitar Rp50 juta," katanya saat dimintai tanggapan terkait kekurangan dokter spesialis di pulau tersebut.
Melalui kebijakan tersebut, kata Dante, dokter spesialis yang bersedia bertugas di Pangkep berpeluang menerima total penghasilan hingga sekitar Rp50 juta per bulan dari kombinasi insentif pusat dan daerah.
Dante menjelaskan, Kementerian Kesehatan memberikan insentif langsung sebesar Rp30 juta bagi dokter spesialis yang ditempatkan di Pangkep.
Insentif tersebut dapat ditambah dukungan dari pemerintah daerah, serta pendapatan lain dari layanan praktik dan pelayanan BPJS Kesehatan.
Menurut Dante, skema ini dinilai cukup atraktif untuk menarik minat tenaga medis dari sejumlah daerah ke daerah kepulauan.
"Ini salah satu kebijakan yang atraktif sekali untuk melengkapi kebutuhan dokter," katanya.
Selain dokter spesialis, pemerintah juga mengupayakan pemenuhan tenaga dokter di tingkat puskesmas.
Dari seluruh puskesmas yang ada di Pangkep, hanya satu puskesmas yang sementara belum memiliki dokter karena sedang menempuh pendidikan lanjutan dan akan segera digantikan.
"Sebenarnya ada (dokter), cuma dokternya katanya sekolah lagi. Iya dokternya sekolah lagi. Nanti akan kita ganti, supaya bisa dapat dokter baru," katanya.
Dante berharap langkah insentif ini mampu memperkuat layanan kesehatan di wilayah kepulauan sekaligus menjamin pemerataan akses layanan medis bagi masyarakat.
Pangkep memiliki wilayah laut seluas 11.464,44 km persegi, jauh lebih luas dibanding wilayah daratannya.
Kondisi topografi yang terdiri atas pegunungan, daratan rendah, hingga kepulauan ini menuntut pendekatan layanan kesehatan yang tidak biasa bagi 359.943 jiwa penduduk setempat.

