Makassar (ANTARA) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan (DKP Sulsel), M Ilyas mengatakan, pengembangan mangrove yang menjadi salah satu proyek unggulan Sulsel, sangat mendukung produksi ikan tangkap.
"Pengembangan mangrove di wilayah pesisir selain dapat menangkal abrasi pantai, juga menjadi habitat biota laut yang sangat mendukung produksi ikan tangkap di pesisir," kata Ilyas disela Pembahasan Dokumen Strategi Pemanfaatan Perikanan Kakap dan Kerapu oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dan mitra di Makassar, Kamis.
Menurut dia, program unggulan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman itu, sudah dikembangkan di sejumlah kabupaten/kota yang memiliki garis pantai yang cukup panjang seperti Kota Makassar, Kabupaten Maros, Pangkep, Sinjai, Takalar dan Jeneponto.
Sebagai gambaran, kawasan mangrove di Kabupaten Sinjai awalnya hanya bertujuan menangkal abrasi pantai, namun ternyata kemudian biota laut berkembang di lokasi itu dan menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat setempat.
Bahkan kemudian kawasan mangrove Sinjai di Tongke-Tongke menjadi objek wisata yang menarik bagi pengunjung lokal dan nasional.
Hal yang sama juga diakui salah seorang pengembang mangrove di Lantebung, Makassar, Ade Saskia.
Menurut dia, kawasan hutan magrove Lantebung awalnya hanya dikembangkan sekelompok orang yang tergabung Ikatan Keluarga Lantebung (Ikal).
"Alhamdulillah, seiring dengan perjalanan waktu, kawasan mangrove Lantebung menjadi salah satu destinasi wisata unggulan,”' ujarnya.
Penggiat lingkungan, Ade Saskia. Antara / Suriani Mappong
"Pengembangan mangrove di wilayah pesisir selain dapat menangkal abrasi pantai, juga menjadi habitat biota laut yang sangat mendukung produksi ikan tangkap di pesisir," kata Ilyas disela Pembahasan Dokumen Strategi Pemanfaatan Perikanan Kakap dan Kerapu oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dan mitra di Makassar, Kamis.
Menurut dia, program unggulan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman itu, sudah dikembangkan di sejumlah kabupaten/kota yang memiliki garis pantai yang cukup panjang seperti Kota Makassar, Kabupaten Maros, Pangkep, Sinjai, Takalar dan Jeneponto.
Sebagai gambaran, kawasan mangrove di Kabupaten Sinjai awalnya hanya bertujuan menangkal abrasi pantai, namun ternyata kemudian biota laut berkembang di lokasi itu dan menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat setempat.
Bahkan kemudian kawasan mangrove Sinjai di Tongke-Tongke menjadi objek wisata yang menarik bagi pengunjung lokal dan nasional.
Hal yang sama juga diakui salah seorang pengembang mangrove di Lantebung, Makassar, Ade Saskia.
Menurut dia, kawasan hutan magrove Lantebung awalnya hanya dikembangkan sekelompok orang yang tergabung Ikatan Keluarga Lantebung (Ikal).
"Alhamdulillah, seiring dengan perjalanan waktu, kawasan mangrove Lantebung menjadi salah satu destinasi wisata unggulan,”' ujarnya.