Makassar (ANTARA) - Head Region 4 PT Pelindo Enriany Muis mengatakan, kinerja Port Stay dan Cargo Stay Pelindo Regional 4 meningkat signifikan setelah merger dalam setahun terakhir.
"Setelah merger Pelindo Regional 4, kini lebih fokus pada implementasi perubahan manajemen yang bertujuan memenuhi standar nasional sesuai perencanaan dan pengawasan serta kerja sama dengan subholding," kata Enriany di Makassar, Jumat.
Menurut dia, hal itu berdampak pada kinerja pelabuhan. Sebagai contoh, saat ini di Pelabuhan Ambon, selama ini port stay berkisaran 3 hari, kini berkurang menjadi hanya 1,5 hari. Kemudian juga di Cabang Makassar, sebelumnya port stay berkisar 2 hari, menjadi hanya 1 hari dan di Cabang Tolitoli dari 3 hari menjadi 2 hari.
Selain itu, kata dia, untuk optimalisasi operasional di semua pelabuhan yang dikelola Pelindo Regional 4, beberapa hal yang dilakukan adalah optimalisasi aset.
“Jadi aset-aset yang mungkin idle, yang kurang efektif pada suatu cabang, bisa dialokasikan ke cabang lain. Bukan hanya cabang yang berada di Regional 4 saja, tapi semua cabang lingkup Pelindo," katanya.
Pelindo Region 4 juga fokus pada manajemen perubahan yang dilakukan setelah merger yakni standardisasi pelayanan. Selanjutnya terkait perubahan manajemen yang tidak kalah penting dilakukan adalah digitalisasi.
“Semua itu akan berjalan dengan cepat dan lebih efisien dengan adanya digitalisasi, termasuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja di masing-masing pelabuhan," ujarnya.
Termasuk juga fokus untuk meningkatkan kualitas SDM dengan mengikutsertakan mereka pada pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi di bidang kepelabuhanan.
Adapun implementasi digitalisasi yang dilakukan yaitu penerapan aplikasi untuk pelayanan kapal yaitu Phinisi yang sedang dikembangkan oleh Head Office (HO) dan nantinya akan digunakan secara seragam di seluruh pelabuhan di Indonesia.
“Implementasi digitalisasi lainnya yang sudah dilakukan di Regional 4, misalnya di Cabang Makassar dan 11 cabang lainnya yaitu sistem autogate di pintu masuk pelabuhan.
Selain untuk mengurangi kontak langsung juga untuk transparansi dan meminimalisir sebisa mungkin tidak ada lagi pungutan liar atau pungli di pelabuhan,” kata Enriany.
"Setelah merger Pelindo Regional 4, kini lebih fokus pada implementasi perubahan manajemen yang bertujuan memenuhi standar nasional sesuai perencanaan dan pengawasan serta kerja sama dengan subholding," kata Enriany di Makassar, Jumat.
Menurut dia, hal itu berdampak pada kinerja pelabuhan. Sebagai contoh, saat ini di Pelabuhan Ambon, selama ini port stay berkisaran 3 hari, kini berkurang menjadi hanya 1,5 hari. Kemudian juga di Cabang Makassar, sebelumnya port stay berkisar 2 hari, menjadi hanya 1 hari dan di Cabang Tolitoli dari 3 hari menjadi 2 hari.
Selain itu, kata dia, untuk optimalisasi operasional di semua pelabuhan yang dikelola Pelindo Regional 4, beberapa hal yang dilakukan adalah optimalisasi aset.
“Jadi aset-aset yang mungkin idle, yang kurang efektif pada suatu cabang, bisa dialokasikan ke cabang lain. Bukan hanya cabang yang berada di Regional 4 saja, tapi semua cabang lingkup Pelindo," katanya.
Pelindo Region 4 juga fokus pada manajemen perubahan yang dilakukan setelah merger yakni standardisasi pelayanan. Selanjutnya terkait perubahan manajemen yang tidak kalah penting dilakukan adalah digitalisasi.
“Semua itu akan berjalan dengan cepat dan lebih efisien dengan adanya digitalisasi, termasuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja di masing-masing pelabuhan," ujarnya.
Termasuk juga fokus untuk meningkatkan kualitas SDM dengan mengikutsertakan mereka pada pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi di bidang kepelabuhanan.
Adapun implementasi digitalisasi yang dilakukan yaitu penerapan aplikasi untuk pelayanan kapal yaitu Phinisi yang sedang dikembangkan oleh Head Office (HO) dan nantinya akan digunakan secara seragam di seluruh pelabuhan di Indonesia.
“Implementasi digitalisasi lainnya yang sudah dilakukan di Regional 4, misalnya di Cabang Makassar dan 11 cabang lainnya yaitu sistem autogate di pintu masuk pelabuhan.
Selain untuk mengurangi kontak langsung juga untuk transparansi dan meminimalisir sebisa mungkin tidak ada lagi pungutan liar atau pungli di pelabuhan,” kata Enriany.