Makassar (ANTARA) - Deputi Pengendalian Kependudukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Dalduk BKKBN) Bonivasius Prasetyo Ichtiarto mengatakan, salah satu masalah kependudukan yang dihadapi adalah penuaan penduduk.

“Isu kependudukan adalah penduduk lanjut usia setelah bonus demografi akan bertambah, sehingga diperlukan kesiapan pemerintah menghadapi kondisi ini,” kata Bonivasius saat kunjungan kerjanya ke Makassar, Rabu.

Ia mengatakan setelah bonus demografi, penduduk usia produktif yang semula mendominasi secara otomatis akan bergeser ke penduduk lanjut usia, sehingga pemerintah bersiap menghadapi kehadiran penduduk lanjut usia ini.

Menurutnya, jika kita tidak menyiapkan generasi produktif saat ini, kita khawatir dengan populasi yang menua Indonesia akan memberikan dampak yang besar terhadap pembangunan kependudukan di masa yang akan datang.

Sementara itu, Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan, Hj Andi Ritamariani mengatakan, dalam beberapa tahun ini, BKKBN Sulsel telah melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada kabupaten/kota terkait penyusunan Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) bekerjasama dengan perguruan tinggi dan tim ahli kependudukan.

“Untuk mendorong penyelenggaraan GDPK di kabupaten/kota, kami telah melakukan sosialisasi terkait penyelenggaraan GDPK ini, termasuk manfaatnya juga dikomunikasikan dalam penyelenggaraan RPJMD” ujar Andi Rita.

Terkait Percepatan Pengurangan Stunting (PPS), kata Andi Rita, berbagai inovasi telah dikembangkan kabupaten/kota, antara lain Kota Palopo dan Kabupaten Enrekang.

Kedua kabupaten telah mengeluarkan kebijakan bagi seluruh jajaran aparat pemerintah daerah untuk menjadi orang tua asuh bagi anak stunting, mulai dari kepala dinas dan camat.

Termasuk melakukan inovasi seperti di Kabupaten Bulukumba dengan melibatkan seluruh pengusaha yang terlibat dalam penanganan anak stunting dengan menjadi orang tua asuh.

Saat ini di Kabupaten Barru melalui terobosan Gerakan “Mari Makan Telur, Satu Telur Sehari”, dan menyalurkan bantuan telur kepada anak-anak yang berisiko stunting untuk meningkatkan kualitas gizi anak dengan target jumlah 413 anak di bawah usia 2 tahun.*
  Deputi Pengelolaan Kependudukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Dalduk BKKBN) Bonivasius Prasetyo Ichtiarto dan Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel beserta jajaran BKKBN Sulsel. (Inter/HO-BKKBN Sulsel)

Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Deputi: Indonesia Siap Hadapi Populasi Tua

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024