Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3A - Dalduk KB) bekerja sama Usaid Erat menyusun manual book penggunaan aplikasi inzting sebagai salah satu upaya pencegahan stunting.
Kepala DP3A - Dalduk KB Sulsel Andi Mirna di Makassar, Jumat, mengatakan permasalahan stunting masih cukup besar dan memerlukan langkah-langkah strategis percepatan penurunannya di Sulsel. Termasuk pengembangan aplikasi Inzting Sulsel (Ikhtiar Menzerokan Stunting).
Aplikasi Inzting merupakan program pengembangan inovasi Pemprov Sulsel yang akan menjadi aplikasi data stunting satu-satunya terintegrasi dengan data stunting di kabupaten/kota se-Sulsel.
"Aplikasi ini tidak hanya memfasilitasi deteksi dini terhadap kasus baru atau perubahan tren, tetapi juga memungkinkan respons cepat dan efektif terhadap permasalahan stunting," ujar Andi Mirna.
Guna memaksimalkan penggunaan aplikasi Inzting, maka Pemprov Sulsel menggelar Workshop Identifikasi Hasil Monitoring Sinkronisasi Data untuk Pengembangan Aplikasi dan Penyusunan Rancangan Panduan Penggunaan Aplikasi Stunting Inzting Sulsel, di Makassar. Workshop ini digelar selama tiga hari, 29 November - 1 Desember 2023.
Usaid Erat juga turut berpartisipasi aktif memberikan perspektif langsung tentang kebutuhan dan dinamika di lapangan, memungkinkan pengembang untuk merancang fitur-fitur yang dapat meningkatkan kualitas aplikasi. Kolaborasi ini menciptakan aplikasi yang lebih komprehensif, sesuai dengan strategi pembangunan.
"Masukan dari peserta kegiatan dan partisipasi dari USAID dalam pengembangan aplikasi Inzting bisa memberikan dampak besar dalam memastikan keberhasilan aplikasi ke depannya," urainya.
Menurut dia, workshop tersebut juga didukung dengan akhir periode RPJMD Pemprov Sulsel tahun 2018-2023, dan mengingat tenggat waktu capaian target nasional penurunan stunting pada 2024, yaitu 14 persen.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan di Kabupaten/Kota Se Sulsel terkait pengelolaan aplikasi Inzting ini telah memberikan berbagai masukan mendasar untuk pengembangannya. Antara lain, proses dan mekanisme sinkronisasi data, pendefinisian fitur-fitur agar tidak menimbulkan multitafsir, serta strategi perolehan data.
"Untuk hal tersebut, dirasa sangat penting guna memudahkan pengelolaan aplikasi Inzting ini di tingkat kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan, diperlukan adanya manual book atau panduan penggunaan aplikasi Inzting ini," ujarnya.
Ia menjelaskan, keunggulan utama dari aplikasi Inzting terletak pada pembaruan data secara real time yang menjadikannya sebagai sumber informasi stunting yang akurat dan terkini setiap hari.
"Kemampuan aplikasi untuk meng-update data harian memungkinkan Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin bisa mengakses setiap saat, untuk mendapatkan gambaran yang dinamis tentang situasi stunting," ujarnya.
Selain itu, akses data yang terus-menerus diperbarui mendukung pemantauan jangka panjang terhadap efektivitas program pencegahan stunting, mempercepat evaluasi keberhasilan intervensi, dan membantu identifikasi area yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
Lebih jauh lagi, kata Andi Mirna, keunggulan real-time aplikasi Inzting tidak hanya meningkatkan ketepatan informasi, tetapi juga mempercepat upaya penanganan stunting di berbagai tingkat. Meskipun aplikasi Inzting memiliki keunggulan dibanding aplikasi stunting dari daerah lain, masukan dalam pengembangannya juga sangat dibutuhkan.
Selain itu, telah dilakukan monitoring dan sosialisasi ke kabupaten/kota se-Sulsel terkait aplikasi Inzting. Pada setiap kunjungan ke daerah, Andi Mirna mengingatkan dengan tegas agar mengimplementasikan aplikasi Inzting secara efektif, mengingat tanggung jawab besar dan target yang harus dipenuhi dalam menurunkan prevalensi stunting di Sulsel pada 2024.