Makassar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Makassar mulai melakukan skrining untuk pelaksanaan imunisasi kejar (catch up) melalui sejumlah posyandu, puskesmas, hingga pendidikan anak usia dini (PAUD).

"Kami sudah masuk tahap skrining, mulai 12 November ini untuk pelayanan skrining, dan awal Desember mulai penyuntikan," kata Abdul Hafid pengelola program imunisasi Dinkes Kota Makassar di Makassar, Sabtu.

Abdul Hafid menjelaskan bahwa skrining imunisasi kejar ialah memperoleh informasi terkait lengkap atau tidak lengkapnya imunisasi anak dari para orang tua, termasuk orang tua murid di 10 PAUD Kota Makassar sebagai sasaran program Imunisasi Kejar.

Ia menyebutkan 10 PAUD yang menjadi sasaran program, yaitu Paud Masagena, Rappocini, TK Pertiwi Setda Sulawesi Selatan, TPA inang matutu Rappocini, TK Rahma Rappocini, TK Kartika XX-11 Sulsel, TK Dua Putra Biringkanaya, TK Rama Panakkukang, TK Handayani Pai, TK Bhayangkari 01 Ujung Pandang, dan TK Aisyiyah Mamajang.

"Kami akan meminta data-data status imunisasi yang bisa dibuktikan melalui buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Kalau di posyandu, orang tua juga harus menyiapkan buku KIA atau apa saja sebagai bukti imunisasi telah dilakukan," ujar Hafid.

Rencana penguatan imunisasi pada anak usia PAUD di Makassar ini, kata dia, didukung kuat oleh UNICEF melalui Yayasan Gaya Celebes (YGC) Makassar.

Menurut Hafid, imunisasi kejar ini penting untuk anak sebagai bekal utama daya tahan tubuh menghadapi berbagai penyakit ke depannya.

Oleh karena itu, kata dia, program Imunisasi Kejar juga diintegrasikan dengan PAUD, khususnya PAUD HI (holistik integratif) yang sebelumnya telah memperoleh pembelajaran secara terpadu dari dinas pendidikan setempat.

Materi pembelajaran PAUD HI, lanjut dia, meliputi kesehatan, gizi, pendidikan, perlindungan, pengasuhan dan kesejahteraan.

"Kami mendorong agar posyandu, PAUD, dan puskesmas berkolaborasi dalam melengkapi imunisasi anak lewat program ini. Jadi, berapa pun yang ada di wilayahnya, semua harus lengkap," ujarnya.

Dijelaskan pula bahwa masing-masing pemberian jenis vaksin imunisasi kepada anak, yaitu HB0 1 kali, BCG 1 kali, polio 4 kali, DPT 3 kali, campak 1 kali, dan IPV Polio injeksi.

"Sebelum diberi, kami harus mencari data anaknya terlebih dahulu, yang tidak bisa diberikan vaksin pada usia 3 tahun ke atas. Untuk jenis vaksin, hanya HB0 yang tidak bisa diberikan karena maksimal 7 hari dan BCG yang batasnya hanya sampai 11 bulan," katanya menjelaskan.

Terkait dengan hal itu, sehari sebelumnya, Dinkes Makassar bersama YGC Makassar telah melaksanakan peningkatan kapasitas koordinator imunisasi (korim), guru PAUD, dan koordinator posyandu guna menyukseskan pelaksanaan program Imunisasi Anak Usia Dini dan Pelaksanaan Metode My Village My Home(MVMH) di Makassar.

Kepala Dinkes Makassar Nursaidah Sirajuddin mengatakan bahwa cakupan imunisasi Kota Makassar yang telah melebih target Nasional sebesar 96,36 persen (280.188 anak) yang telah diimunisasi campak dan rubella pada Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). Hal ini tidak terlepas dari kontribusi semua pihak.

"Ini berkat korim, guru PAUD, koordinator posyandu, UNICEF, dan YGC. Terima kasih untuk kerja kerasnya," ucap Nursaidah.

Saat ini, lanjut Nursaidah, muncul kembali PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi), yang sebelumnya telah berhasil ditekan (re-emerging diseases) maupun penyakit menular baru (new re-emerging diseases).

"Agar masalah dapat diminimalisasi, perlu koordinasi pelaksanaan program imunisasi pada anak usia dini," kata dia.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024