Makassar (ANTARA) - Dinas Perpustakaan Kota Makassar melalui inovasi Ga’de-Ga’de Pustaka berhasil menarik minat baca anak-anak di sekitar lokasi di jalur wisata Assamaturu-Indianapolis, Jalan Baji Ati 1, Kelurahan Baji Mappakasunggu, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, Selatan Provinsi Sulawesi.

“Meski baru satu, inovasi ini banyak mendapat perhatian dari masyarakat dan kini menjadi kebanggaan tersendiri karena mampu menembus enam besar Innovative Government Award (IMA) 2022,” ujar Kepala Perpustakaan Kota Makassar Tenri A. Palallo di Makassar, Kamis.

Dalam upaya untuk terus mendorong kegiatan literasi di tengah masyarakat, pihaknya menawarkan konsep pengelolaan perpustakaan mandiri yang memadukan unsur UMKM dengan meluncurkan inovasi Ga'de-Ga'de Pustaka atau Mini Pustaka Mart.

Ga'de-Ga'de Pustaka atau Mini Pustaka Mart (MPM) dikemas dengan model gerobak yang dirancang khusus dan di dalamnya menyediakan tiga bagian/area yaitu Perpustakaan Mini yang diletakkan di tengah, bagian kanan sebagai tempat penjualan pulsa loket, dan bagian kiri sebagai warung makan mini masyarakat.

Perpustakaan Ga'de Ga'de dikelola langsung oleh masyarakat melalui surat keputusan lurah dan dikoordinir oleh Pengelola Ibu Relawan Baca sebagai bagian dari tim literasi dari Dinas Perpustakaan Kota Makassar.

Kedepannya Mini Pustaka Mart akan terus dikembangkan dan mengisi gang-gang yang ada di Kota Makassar yang tentunya akan berdampak pada peningkatan literasi dan perekonomian masyarakat, serta perpustakaan akan terus berkembang secara mandiri karena dapat keuangan itu sendiri.

Saat ini telah tercipta Mini Pustaka Mart dengan dukungan PT Telkomsel dan PT Penberit Erlangga Makassar.

“Kami dari Dinas Perpustakaan belum mengukur peningkatan literasi masyarakat sekitar, namun pihak pengelola mengatakan sebaiknya menambah jam operasional Ga’de-Ga’de Pustaka karena minat pemustaka yang terus meningkat. masyarakat khususnya anak-anak dalam inovasi ini,” kata Pustakawan Dinas Perpustakaan Kota Makassar Tulus June.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh seorang penulis bernama Syarifuddin dari Indonesiana, sekitar 70 persen taman bacaan di Indonesia tidak dapat bertahan atau mati.

“Dari situ kami melakukan salah satu terobosan baru melalui inovasi yang menghubungkan pedagang dan perpustakaan mini,” ujarnya.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024