Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai transaksi ekspor Provinsi Sulawesi Selatan pada Januari-Oktober 2022 mencapai 1,652 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau mengalami surplus 640 juta dolar AS jika dibandingkan dengan neraca impor sebesar 1,011 miliar dolar AS pada periode yang sama.

Kepala BPS Sulawesi Selatan Suntono di Makassar, Jumat, mengatakan transaksi nilai ekspor dibandingkan dengan transaksi impor dari awal hingga saat ini masih tetap stabil dan cukup bagus.

"Kita punya beberapa komoditi andalan di Sulsel seperti nikel. Permintaan ekspor stabil tiap bulan dan begitu juga dengan komoditi lainnya," ujarnya.

Suntono mengatakan hingga kini, Sulsel masih terus mengekspor beberapa komoditas unggulan dan juga mengimpor barang-barang penting lainnya.

Untuk ekspor nilai transaksinya masih tetap lebih baik dari transaksi impor setiap bulan, sehingga daerah bisa terus surplus.

"Kalau kita bandingkan neraca penjualan dan pembelian kita itu, masih surplus dan ini cukup besar," katanya.

Dia menyatakan nilai transaksi ekspor maupun impor dalam setiap bulan memang fluktuatif. Bahkan sebelum masa pandemi mewabah di hampir semua negara, transaksi terkadang melonjak dan di bulan berikutnya turun cukup jauh.

Adapun komoditas utama yang diekspor setiap bulan yaitu nikel; besi dan baja; biji-bijian berminyak; lak getah dan damar; garam belerang dan kapur; ikan dan udang; olahan makanan hewan; daging dan ikan olahan; gula dan kembang gula; buah-buahan.

Suntono menyebutkan jika 10 komoditas unggulan Sulsel itu mampu menyumbang 1,652 miliar dolar AS atau 99,69 persen dalam neraca perdagangan. Selebihnya 0,31 juta dolar AS dari perdagangan umum lainnya.

Adapun pasar ekspor sebagian besar ditujukan ke Jepang, Tiongkok, Taiwan, India, Bangladesh, Korea Selatan, Australia, Timor Leste, Fiji dan Filipina.

Nilai transaksi berbagai komoditi yang diekspor ke Jepang sepanjang Januari-Oktober 2022 sebesar 1,016 miliar dolar AS, Tiongkok sebesar 541 juta dolar AS.

Kemudian ekspor ke Taiwan dengan nilai transaksi 20,63 juta dolar AS, India (16,37 juta dolar AS), Bangladesh (12,34 juta dolar AS), Korea Selatan (10,93 juta dolar AS), Australia (9,79 juta dolar AS), Timor Leste (9,20 juta dolar AS), Fiji (4,17 juta dolar AS) dan Filipina sebesar 3,27 juta dolar AS.

Sementara itu, nilai impor barang yang dibongkar lewat beberapa pelabuhan di Sulsel tercatat 1,011 juta dolar AS. Angka ini jauh lebih tinggi dari periode yang sama di tahun sebelumnya yakni 532,02 juta dolar AS.

Adapun lima kelompok komoditas utama yang diimpor yakni bahan bakar minyak (BBM); gandum-ganduman; gula dan kembang gula; olahan makanan hewan; mesin-mesin peswata atau mekanik; mesin dan peralatan listrik; kakao; bahan kimia; produk keramik; besi dan baja.

Sebagian besar impor didatangkan dari Tiongkok, Singapura, Australia, Thailand, Malaysia, Argentina, India, Brazil dan Kanada dan Jepang.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024