Mamuju (ANTARA Sulsel) - Pemerintah Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat meminta dukungan Pemerintah Provinsi Sulbar, untuk membangun tanggul penahan ombak di Kelurahan Simboro Kecamatan Simboro Kepulauan Kabupaten Mamuju.

"Abrasi pantai dan gelombang ombak pasang terus menghantam bibir pantai Kelurahan Simboro sejak beberapa tahun terakhir, sehingga mengakibatkan abrasi pantai yang cukup parah," kata Wakil Bupati Mamuju Ir Bustamin Bausat di Mamuju, Sabtu.

Ia mengatakan, akibat abrasi itu maka pemukiman penduduk yang berada dibibir pantai Kelurahan Simboro menjadi terancam, apalagi pada saat cuaca buruk seperti beberapa bulan terakhir ini, air laut terus menerus mengikis bibir pantai dan mengancam pemukiman penduduk.

Menurut dia, kondisi itu butuh perhatian pemerintah untuk segera dibenahi dengan membangun tanggul penahan ombak ratusan meter, agar abrasi pantai tidak terus menerus mengancam pemukiman penduduk dan mengikis abrasi pantai.

"Dukungan dana dari pemerintah provinsi sangat kita harapkan membangun tanggul penahan ombak di kelurahan Simboro karena ini sudah menjadi prioritas pemerintah di Mamuju untuk segera dibangun,"katanya.

Sebelumnya warga di Kelurahan Simboro mengatakan, jika abrasi pantai yang ada di Kelurahan Simboro sudah mencapai 20 meter.

Anca, salah seorang warga di Mamuju, Minggu, mengatakan abrasi yang melanda pesisir pantai di Kelurahan Simboro Kecamatan Simboro Kepulauan sekitar 500 meter dari pelabuhan ferry Simboro telah terjadi beberapa tahun terakhir dan abrasi itu telah mencapai sekitar 20 meter.

Ia mengatakan, beberapa tahun lalu pesisir laut pantai di Kelurahan Simboro yang berada di depan kompleks perkantoran gubernur Sulbar yang jaraknya sekitar satu kilometer, sebelumnya adalah jalan setapak yang sering dilalui warga.

Di pesisir pantai itu juga terdapat kuburan masyarakat.

Namun kata dia, semenjak abrasi pantai terus terjadi hingga mencapai 20 meter ke daratan, jalan setapak itu kini berubah menjadi laut begitu juga dengan kuburan masyarakat juga sudah berubah dan sudah ada di bawah laut akibat abrasi itu.

"Rumah warga yang sebelumnya menghadap ke laut di pesisir pantai Simboro karena di depannya adalah jalan setapak, kini berubah arah karena sudah membelakangi jalan setapak tersebut akibat jalan setapak itu berubah menjadi laut," katanya.

Ia mengatakan, saat ini abrasi yang mencapai 20 meter sudah tepat berada di belakang rumah penduduk yang sebelumnya jaraknya jauh dari pantai.

Menurut dia, masyarakat awalnya banyak bermukim di wilayah itu mencapai puluhan rumah namun karena abrasi yang terus terjadi masyarakat itu secara berangsur-angsur banyak yang telah berpindah dan meninggalkan tempatnya itu.

Editor : N Hayat


Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024