Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengungkapkan potensi kerja sama dengan Australia setelah menghadiri Kongres Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) 2023 di Kigali, Rwanda, Kamis.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, hari ini, Erick mengatakan Kongres FIFA di Rwanda menjadi kesempatan untuk menjalin kerja sama dengan federasi sepak bola di berbagai negara.
Menteri BUMN itu bertemu banyak pimpinan federasi sepak bola di sejumlah negara, baik Eropa, Asia, Amerika Selatan, hingga Afrika. Dia menyampaikan sepak bola Indonesia terbuka dengan potensi kerja sama dengan negara mana pun, tak terkecuali dengan Australia.
"Setelah Kongres FIFA, saya bertemu dengan Presiden dari Football Federation of Australia (FFA) Chris Nikou," ujar Erick dalam keterangan tertulisnya.
Erick mendapatkan banyak insight dari Chris terkait tata kelola sepak bola yang profesional. Erick pun kagum dengan perjuangan Australia yang mencoba bangkit usai terjadi kasus di tubuh federasi lama dan juga gagal lolos ke Piala Dunia 2002.
FFA yang dibentuk menggantikan federasi sebelumnya pun mulai melakukan serangkaian aksi transformasi, baik dari pengelolaan kompetisi hingga peta jalan sepakbola Australia untuk jangka panjang.
"Perbincangan dengan Chris sangat menarik. Terlebih ada kedekatan emosional juga karena kita sama-sama bagian dari keluarga besar Asean Football Federation (AFF)," kata mantan Presiden Inter Milan tersebut.
Australia, kata Erick, membuka pintu untuk bekerja sama dalam mengembangkan sepak bola di Indonesia. Mereka menilai Indonesia merupakan negara dengan potensi sepak bola yang besar, baik dari segi industri maupun kualitas permainan.
"Kami berbicara mengenai kerja sama organisasi antara PSSI dan FFA, serta kerja sama regional untuk pengembangan sepak bola di Asia Tenggara," pungkas Erick.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PSSI berpotensi kerja sama dengan Australia usai Kongres FIFA 2023
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, hari ini, Erick mengatakan Kongres FIFA di Rwanda menjadi kesempatan untuk menjalin kerja sama dengan federasi sepak bola di berbagai negara.
Menteri BUMN itu bertemu banyak pimpinan federasi sepak bola di sejumlah negara, baik Eropa, Asia, Amerika Selatan, hingga Afrika. Dia menyampaikan sepak bola Indonesia terbuka dengan potensi kerja sama dengan negara mana pun, tak terkecuali dengan Australia.
"Setelah Kongres FIFA, saya bertemu dengan Presiden dari Football Federation of Australia (FFA) Chris Nikou," ujar Erick dalam keterangan tertulisnya.
Erick mendapatkan banyak insight dari Chris terkait tata kelola sepak bola yang profesional. Erick pun kagum dengan perjuangan Australia yang mencoba bangkit usai terjadi kasus di tubuh federasi lama dan juga gagal lolos ke Piala Dunia 2002.
FFA yang dibentuk menggantikan federasi sebelumnya pun mulai melakukan serangkaian aksi transformasi, baik dari pengelolaan kompetisi hingga peta jalan sepakbola Australia untuk jangka panjang.
"Perbincangan dengan Chris sangat menarik. Terlebih ada kedekatan emosional juga karena kita sama-sama bagian dari keluarga besar Asean Football Federation (AFF)," kata mantan Presiden Inter Milan tersebut.
Australia, kata Erick, membuka pintu untuk bekerja sama dalam mengembangkan sepak bola di Indonesia. Mereka menilai Indonesia merupakan negara dengan potensi sepak bola yang besar, baik dari segi industri maupun kualitas permainan.
"Kami berbicara mengenai kerja sama organisasi antara PSSI dan FFA, serta kerja sama regional untuk pengembangan sepak bola di Asia Tenggara," pungkas Erick.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PSSI berpotensi kerja sama dengan Australia usai Kongres FIFA 2023