Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan pada tahun ajaran 2022 sampai 2023 terdapat 140 ribu sekolah yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

“Pada periode tersebut ada lebih dari 140 ribu sekolah yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka,” kata Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo di Jakarta, Selasa.

Anindito mengatakan Program Kurikulum Merdeka adalah salah satu upaya agar berbagai pihak dapat bersama-sama mentransformasi sistem pendidikan untuk meningkatkan karakter dan kompetensi semua murid di Indonesia.

Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas kepada satuan pendidikan untuk merancang pembelajaran yang melibatkan partisipasi pendidik dan peserta didik, dan memberikan fleksibilitas serta dukungan pendidik untuk bersama menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan.

Meski demikian Anindito meminta satuan pendidikan dan pendidik dapat mempelajari terlebih dahulu Kurikulum Merdeka sebelum mengimplementasikan, salah satu caranya dengan mengakses Platform Merdeka Mengajar dan modul pelatihan Kurikulum Merdeka.

“Kerangka berpikir yang paling penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka adalah menggunakan kesempatan ini untuk memperbaiki kualitas pembelajaran karena itu yang utama,” ujarnya.

Setelah 140 ribu sekolah memilih mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022-2023, Kemendikbudristek saat ini sedang membuka pendaftaran bagi satuan pendidikan yang ingin mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2023-2024.

Pendaftaran dibuka sejak 6 Februari sampai 31 Maret 2023 melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM) dengan informasi lebih lanjut mengenai Kurikulum Merdeka dapat diakses pada laman kurikulum.kemdikbud.go.id

Sementara itu salah satu Sekolah Dasar (SD) yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka adalah SD Kemala Bhayangkari 01 Balikpapan, Kalimantan Timur.  Kepala SD Kemala Bhayangkari 01 Balikpapan Baharudin menilai Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi peserta didik untuk fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi mereka sesuai dengan fasenya.

“Anak-anak menikmati implementasi Kurikulum Merdeka karena mereka dapat belajar lebih mendalam dan bermakna. Kurikulum Merdeka didesain sedemikian rupa agar anak-anak lebih nyaman dan senang ketika belajar,” katanya.

Pada tahap implementasi, Baharudin menjelaskan sekolahnya berfokus pada transformasi tiga pilar pendidikan yaitu siswa, guru, dan orang tua, agar berkomitmen menjalankan Kurikulum Merdeka. Tujuannya adalah agar pendidik dan orang tua ikut dan berkontribusi dalam pendidikan anak-anak mereka terutama dalam implementasi Kurikulum Merdeka.

Tak hanya SD Kemala Bhayangkari 01 Balikpapan, SDN Mampang Prapatan 02 Pagi juga menerapkan Kurikulum Merdeka sehingga guru dan peserta didik lebih fokus pada materi esensial dan capaian pembelajaran yang disepakati bersama.

“Dengan capaian pembelajaran, waktu penuntasan pembelajaran lebih panjang maka guru bisa bereksplorasi dan siswa dapat mendalami pembelajaran secara lebih bermakna,” kata Kepala SDN Mampang Prapatan 02 Pagi, Yeyet Husnawati.

Keunggulan lain dari Kurikulum Merdeka adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yaitu satuan pendidikan dan guru bisa mengembangkan kompetensi dan menanamkan karakter bagi peserta didik secara berkelanjutan.

“Sebelumnya penanaman karakter hanya kita lakukan melalui pembiasaan saja. Tetapi saya lihat anak-anak sangat menyukai kegiatan ini karena pembelajaran bisa di dalam kelas maupun di luar kelas,” kata Yeyet.

Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendikbudristek: 140 ribu sekolah implementasikan Kurikulum Merdeka

Pewarta : Astrid Faidlatul Habibah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024