Mamuju (ANTARA Sulbar) - Warga pasar baru Mamuju Provinsi Sulawesi Barat menyeret delapan remaja pengisap lem aibon ke Polres Mamuju untuk dilakukan pembinaan

"Kami warga sudah gerah dengan ulah anak yang selalu mengisap lem Aibon, karena sudah bertindak di luar batas kewajaran," kata Haji Burhanuddin salah seorang tokoh masyarakat di pasar baru Mamuju, Rabu.

Oleh karena itu ia mengatakan, dirinya bersama warga menangkap delapan remaja pengisap lem yang selalu mangkal di kompleks pasar baru Mamuju dalam keadaan mabok

"Sebenarnya terdapat puluhan remaja yang saat itu sedang mabuk lem Aibon, namun warga hanya berhasil menangkap delapan anak pengisap lem dan menyeret ke Polres Mamuju untuk dilakukan pembinaan," katanya

Para anak pengisap lem itu sementara sudah diamankan di Mapolres Mamuju untuk diberikan pembinaan oleh aparat kepolisian.

Ia mengatakan, warga gerah dengan ulah anak itu karena ketika mabok sering membuat kegaduhan di sekitar areal pasar regional Mamuju, yang sangat mengganggu para pengunjung dan pedagang.

"Mereka yang mabuk suka teriak kalau sedang mabok, dan terkadang meminta jualan pedagang dengan seenaknya tanpa peduli dan punya rasa malu karena tidak punya uang mereka membuat gaduh dan ribut, pokoknya tindakannya sangat menjengkelkan," katanya.

Menurut dia, masyarakat pasar baru menganggap kondisi mabok lem yang menimpa anak remaja di Mamuju yang sering mankal dipasar baru sangat memprihatinkan karena jumlahnya sangat banyak tanpa diketahui orang tuanya.

"Kasihan generasi muda kita kalau kondisinya seperti itu, ini ancaman yang butuh perhatian semua pihak, karena warga sadar mabok lem tidak diatur hukum pidananya, sehingga butuh penanggulangan yang melibatkan semua pihak secara serius demi penyelamatan generasi muda daerah ini," katanya.

Ia berharap ketika diamankan di Polres Mamuju, para remaja pengisap lem tersebut dibina dengan baik agar tidak lagi mengulangi perbuatannya.

Sementara itu Ketua lembaga swadaya masyarakat Amanat Muda Provinsi Sulbar, Darmawi mengatakan, lembaganya telah melakukan pendataan anak usia sekolah yang banyak menyalahgunakan lem aibon untuk mabok.

Ia mengatakan, dari pendataan yang dilakukan ditemukan ratusan anak berstatus pelajar ditengarai mengomsumsi lem aibon untuk kebutuhan mabuk.

Menurut dia, anak yang didata mengkomsumsi lem aibon, yang dikategorikan zat adiktif yang berbahaya karena merusak fisik, mental dan perilaku sosial anak dengan cara dihisap.

"Lem aibon sangat mudah didapatkan sehingga anak-anak mengkomsumsinya karena dengan uang Rp7.000 dapat satu kaleng yang dihisap sampai tiga anak," katanya.

Darmawi mengatakan, karena ketergantungan itu maka dikhawatirkan akan timbul dampak kriminalitas karena kalau sudah kepepet karena ketagihan, anak dapat mencuri atau menjambret. Sebab, yang komsumsi lem tersebut rata-rata pengangguran, selain berbahaya bagi kesehatannya.

Oleh karena itu ia mengatakan meskipun lem aibon bukan termasuk narkoba golongan berat seperti ganja, sabu sabu, heroin dan ekstasi, namun tetap harus diwaspadai oleh seluruh elemen masyarakat karena lem itu menyebabkan kecanduan dan efek samping.

Ia mengatakan, pemerintah mesti turun tangan mengatasi masalah tersebut dengan mencegah peredaran lem aibon yang berbahaya bagi generasi muda bangsa karena dapat merusak. "Pemerintah jangan membiarkan hal ini berlarut-larut harus dicegah karena sangat berbahaya dan dapat merusak generasi muda bangsa,"katanya.***4***

(KR-MFH)

(T.KR-MFH/B/E001/E001) 05-06-2013 06:30:46

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024