Mamuju (ANTARA) - Penjabat Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Prof Zudan Arif Fakhrulloh mengajak seluruh Bupati setiap Kabupaten di Provinsi Sulbar menekan angka kemiskinan ekstrem.
"Sulbar menghadapi tantangan pembangunan, yang mesti diselesaikan bersama yakni masih tingginya angka kemiskinan," kata Zudan Arif di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan, pemerintah Sulbar mengajak seluruh bupati di enam kabupaten di Sulbar, untuk menyusun program bersama dalam mengatasi permasalahan kemiskinan ekstrem tersebut.
Tingkat kemiskinan ekstrem di Sulbar pada 2023 mencapai 2,94 persen atau sekitar 41,406 orang sehingga mesti menjadi prioritas pembangunan daerah ke depan.
"Pemerintah Sulbar akan segera melakukan koordinasi dan bekerja sama menurunkan angka kemiskinan ekstrem yang memicu terjadinya permasalahan lainnya," katanya.
Menurut dia, kemiskinan ekstrem telah membuat angka penderita stunting di Sulbar mencapai 35 persen, selain itu meningkatkan pernikahan dini hingga mencapai 11,7 persen, serta meningkatkan angka anak putus sekolah.
Ia menyampaikan, dalam penanganan kemiskinan ekstrem yang menjadi prioritas pembangunan di Sulbar tersebut, maka pemerintah akan melaksanakan program intervensi di setiap kecamatan yang ada di Sulbar.
"Organisasi perangkat daerah (OPD) di Sulbar akan diminta untuk menyusun program pembangunan yang dapat menekan kemiskinan ekstrem diseluruh kecamatan di Sulbar," katanya.
Ia mengatakan, setiap OPD Pemprov Sulbar maupun pemerintah ditingkat Kabupaten di Sulbar akan diminta untuk mengurusi masalah kemiskinan ekstrem setiap satu kecamatan di Sulbar.
Ia berharap, program pembangunan dapat berjalan tepat sasaran untuk semakin menurunkan angka kemiskinan ekstrem tersebut.*
"Sulbar menghadapi tantangan pembangunan, yang mesti diselesaikan bersama yakni masih tingginya angka kemiskinan," kata Zudan Arif di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan, pemerintah Sulbar mengajak seluruh bupati di enam kabupaten di Sulbar, untuk menyusun program bersama dalam mengatasi permasalahan kemiskinan ekstrem tersebut.
Tingkat kemiskinan ekstrem di Sulbar pada 2023 mencapai 2,94 persen atau sekitar 41,406 orang sehingga mesti menjadi prioritas pembangunan daerah ke depan.
"Pemerintah Sulbar akan segera melakukan koordinasi dan bekerja sama menurunkan angka kemiskinan ekstrem yang memicu terjadinya permasalahan lainnya," katanya.
Menurut dia, kemiskinan ekstrem telah membuat angka penderita stunting di Sulbar mencapai 35 persen, selain itu meningkatkan pernikahan dini hingga mencapai 11,7 persen, serta meningkatkan angka anak putus sekolah.
Ia menyampaikan, dalam penanganan kemiskinan ekstrem yang menjadi prioritas pembangunan di Sulbar tersebut, maka pemerintah akan melaksanakan program intervensi di setiap kecamatan yang ada di Sulbar.
"Organisasi perangkat daerah (OPD) di Sulbar akan diminta untuk menyusun program pembangunan yang dapat menekan kemiskinan ekstrem diseluruh kecamatan di Sulbar," katanya.
Ia mengatakan, setiap OPD Pemprov Sulbar maupun pemerintah ditingkat Kabupaten di Sulbar akan diminta untuk mengurusi masalah kemiskinan ekstrem setiap satu kecamatan di Sulbar.
Ia berharap, program pembangunan dapat berjalan tepat sasaran untuk semakin menurunkan angka kemiskinan ekstrem tersebut.*