Makassar (ANTARA) - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Sulawesi Selatan (PHRI Sulsel) Anggiat Sinaga mengatakan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2023 yang ke-4 di Selat Makassar berdampak positif pada tingkat okupansi hotel.
"Kegiatan internasional MNEK 2023 yang dihadiri 36 negara, tentu berdampak positif pada sektor perhotelan dan restoran," kata Anggiat di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan kota Makassar sebagai kota metropolitan ditunjang dengan fasilitas perhotelan tentu siap menampung tamu atau pengunjung dari kegiatan berskala internasional.
Menurut dia, layanan prima tentu disiapkan oleh pihak pelaku industri perhotelan dan restoran untuk para pengunjung dan tamu kehormatan yang hadir di Kota Makassar.
"Kalau sebelumnya tingkat okupansi hotel masih merangkak naik setelah bulan suci Ramadan, maka kegiatan Imlek ini mendorong okupansi Hotel kembali normal pada kisaran 70 persen," katanya.
Bulan lalu masih berada pada kisaran okupansi hotel antara 55 hingga 57 persen dari sekitar 15.000 kamar di Kota Makassar atau 24.000 kamar jika di total se-Sulsel.
Selain industri perhotelan yang mendapat dampak positif dari kegiatan berskala internasional ini, lanjut dia, tentu sektor jasa di bidang restoran juga mendapatkan dampak positif.
Hal itu diakui oleh salah satu pemilik restoran khas ikan bakar milik H Tawakal di Makassar.
Dia mengatakan, sejak akhir pekan kemarin hingga hari ini pada pengunjung untuk mencicipi aneka ikan laut dan seafood di restorannya.
"Umumnya pengunjung yang datang ke rumah makan kami adalah dari luar Sulsel, bahkan ada diantaranya turis asing," katanya.
Ketua DPD PHRI Sulsel Anggiat Sinaga menyebut sektor pariwisata memperoleh dampak positif dari kegagalan berskala internasional Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2023 ke-4 yang digelar di Makassar. Antara/ Suriani Mappong
"Kegiatan internasional MNEK 2023 yang dihadiri 36 negara, tentu berdampak positif pada sektor perhotelan dan restoran," kata Anggiat di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan kota Makassar sebagai kota metropolitan ditunjang dengan fasilitas perhotelan tentu siap menampung tamu atau pengunjung dari kegiatan berskala internasional.
Menurut dia, layanan prima tentu disiapkan oleh pihak pelaku industri perhotelan dan restoran untuk para pengunjung dan tamu kehormatan yang hadir di Kota Makassar.
"Kalau sebelumnya tingkat okupansi hotel masih merangkak naik setelah bulan suci Ramadan, maka kegiatan Imlek ini mendorong okupansi Hotel kembali normal pada kisaran 70 persen," katanya.
Bulan lalu masih berada pada kisaran okupansi hotel antara 55 hingga 57 persen dari sekitar 15.000 kamar di Kota Makassar atau 24.000 kamar jika di total se-Sulsel.
Selain industri perhotelan yang mendapat dampak positif dari kegiatan berskala internasional ini, lanjut dia, tentu sektor jasa di bidang restoran juga mendapatkan dampak positif.
Hal itu diakui oleh salah satu pemilik restoran khas ikan bakar milik H Tawakal di Makassar.
Dia mengatakan, sejak akhir pekan kemarin hingga hari ini pada pengunjung untuk mencicipi aneka ikan laut dan seafood di restorannya.
"Umumnya pengunjung yang datang ke rumah makan kami adalah dari luar Sulsel, bahkan ada diantaranya turis asing," katanya.