Makassar (ANTARA) - Direktur Pusat Kajian Rekayasa Sumber Daya Air Universitas Hasanuddin, Dr Ir Rita Thahir Lopa meminta masyarakat mewaspadai kualitas air isi ulang, karena sekitar 90 persen produk isi ulang tidak layak untuk dikonsumsi.

“Dari hasil riset kami di lapangan, diketahui 90 persen produk air isi ulang tidak layak dikonsumsi atau diminum langsung,” kata Dosen Fakultas Teknik Unhas itu di Makassar, Sabtu.

Menurutnya, kondisi itu harus bisa disikapi oleh pengambil kebijakan atau pemberi izin untuk meninjau kualitas air isi ulang yang dijual ke masyarakat.

Dikatakannya, air yang siap dikonsumsi langsung selain memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 th 2010 tentang Kondisi dan Pemantauan Kualitas Air, juga harus dijamin bebas Escherichia coli (E. coli). -coli) bakteri.

Karena itu, lanjutnya, idealnya para pemegang izin usaha bersama tenaga kesehatan melakukan pengecekan secara berkala untuk memastikan kualitas air yang dihasilkan depot air minum di kota tersebut.

“Alasannya, selama ini masyarakat yang membeli air isi ulang sudah percaya bahwa air siap minum. Sedangkan kualitas air yang dibelinya belum ada jaminan kualitasnya,” ujarnya.

Sehubungan dengan itu, dia berharap pemerintah memperhatikan dan meninjau kualitas air produk depot di Makassar.

Hal ini untuk menghindari terjadinya gangguan kesehatan pada warga akibat kualitas air yang dikonsumsi tidak memenuhi standar kesehatan.

Apalagi saat ini pemerintah sedang gencar menurunkan prevalensi stunting yang merupakan salah satu penyebab stunting pada anak, karena pengaruh kualitas air di lapangan. 

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024