Makassar (ANTARA) - Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan kembali mampu memproduksi kokon atau kepompong ulat sutera setelah vakum selama 20 tahun.

"Alhamdulillah, akhirnya setelah 20 tahun kembali dapat memproduksi kokon sendiri untuk menghasilkan benang sutera asli produksi daerah," kata Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Jumat.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel telah menyalurkan bantuan 2,5 juta bibit pohon murbei ke Kabupaten Wajo. Hal ini kemudian mendorong daerah itu pada akhirnya kembali menghasilkan kokon.

Kokon sutera di Wajo yang terproduksi saat ini telah berjalan lancar dan per periodik atau dalam waktu 21 hari telah dapat menghasilkan 125 kg kokon. Selanjutnya akan secara berkesinambungan berproduksi dan semakin meningkat, untuk periode berikutnya telah dapat menghasilkan 250 kg kokon.

"Berbagai upaya membangkitkan kejayaan sutera Sulsel yang menjadi cita-cita Pemerintah Provinsi Sulsel. Hadir dengan berbagai program dan bantuan untuk industri persuteraan baik di hulu dan hilir dihadirkan," kata Andi Sudirman.

Pemprov Sulsel melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel juga telah menghadirkan UPTD Pengelolaan Sutera dengan membangun rumah produksi pemintalan di Sempange, Pakkana, Kecamatan Tana Sitolo. Beroperasi dengan mesin pintal otomatis dengan 500 mata pintal dan pompa celup. Dapat menghasilkan benang lusi hingga 32 ton per tahun.

Sebelumnya, Pemprov Sulsel pada tahun 2023 ini menyalurkan sebanyak 1 juta bibit melalui Bantuan Keuangan Provinsi dan di tahun lalu di 2022 ada 500 ribu pohon. Sedangkan di tahun 2020 melalui Dinas Kehutanan Provinsi sebanyak 1 juta pohon. Sehingga efektif sudah 2,5 juta.

Selain itu, 2023 juga diberikan sarana pendukung berupa rumah ulat dan sumur bor.

"Pembangunan di Wajo terus dilakukan secara bertahap, termasuk melalui inovasi program persuteraan untuk kejayaan Sulawesi-Selatan," kata Andi Sudirman.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024