Gowa (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mendorong penguatan ekonomi umat melalui optimalisasi potensi sektor agrikultur, yakni pengembangan klaster peternakan sapi potong di Desa Parangbanoa, Palangga, Gowa, Sulawesi Selatan.
Direktur Keuangan dan Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho di Gowa, Jumat, mengatakan, Desa BSI (Bangun Sejahtera Indonesia) yang diresmikan itu adalah yang ke-13 di Indonesia.
"Peresmian desa binaan BSI yang di Gowa ini adalah yang ke-13 dan ini pertama di Indonesia Timur," ujarnya.
Ade Cahyo Nugroho menjelaskan, program-program kemasyarakatan dari BSI diambil dari keuntungan atau laba perusahaan yang nilainya telah ditentukan sesuai dengan Syariah Islam.
Ia mengatakan, besaran zakat yang dikeluarkan BSI adalah sesuai dengan anjuran dari Syariat Islam, yakni 2,5 persen dari pendapatan.
Ade mengaku jika di BSI tidak mengenal dana tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR), melainkan penyaluran zakat.
"Besaran zakat itu sesuai syariat Islam yah, 2,5 persen dari keuntungan perusahaan. Kalau perusahaan lain yang tidak menerapkan sistem syariah itu menggunakan istilah CSR dan itu pun tidak pernah ditentukan berapa jumlahnya," katanya.
Ade menerangkan penguatan ekonomi syariah di berbagai sektor, termasuk di sektor agrikultur tersebut menjadi salah satu upaya BSI mendorong kemajuan ekosistem Islam (Islamic Ecosystem) di wilayah Timur Indonesia.
Beberapa dukungan BSI yakni penyediaan fasilitas yang layak bagi masyarakat, dukungan kepada sektor usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM), dan kerja sama dengan berbagai universitas dan kelembagaan di Sulawesi Selatan, dan Pulau Sulawesi secara umum.
Cahyo mengungkapkan BSI fokus mengembangkan Desa BSI sebagai bagian dari upaya perseroan mendorong kemajuan ekonomi umat dari desa.
Ia menuturkan jika BSI membangun desa-desa di wilayah Indonesia yang memiliki potensi sumber daya ekonomi, sehingga nantinya mampu menjadi desa yang berkembang, tangguh dan berkelanjutan.
Menurut dia, kehadiran BSI melalui berbagai program desa binaan tersebut, diharapkan membantu masyarakat desa mengembangkan potensi sektor peternakan, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan.
“BSI serius mendorong kemajuan ekonomi umat, salah satunya dengan implementasi nyata peran ekonomi syariah untuk peningkatan taraf hidup mustahik. Melalui pendampingan ini, BSI siap mencetak mustahik untuk naik kelas,” ucap Cahyo.
Direktur Keuangan dan Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho di Gowa, Jumat, mengatakan, Desa BSI (Bangun Sejahtera Indonesia) yang diresmikan itu adalah yang ke-13 di Indonesia.
"Peresmian desa binaan BSI yang di Gowa ini adalah yang ke-13 dan ini pertama di Indonesia Timur," ujarnya.
Ade Cahyo Nugroho menjelaskan, program-program kemasyarakatan dari BSI diambil dari keuntungan atau laba perusahaan yang nilainya telah ditentukan sesuai dengan Syariah Islam.
Ia mengatakan, besaran zakat yang dikeluarkan BSI adalah sesuai dengan anjuran dari Syariat Islam, yakni 2,5 persen dari pendapatan.
Ade mengaku jika di BSI tidak mengenal dana tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR), melainkan penyaluran zakat.
"Besaran zakat itu sesuai syariat Islam yah, 2,5 persen dari keuntungan perusahaan. Kalau perusahaan lain yang tidak menerapkan sistem syariah itu menggunakan istilah CSR dan itu pun tidak pernah ditentukan berapa jumlahnya," katanya.
Ade menerangkan penguatan ekonomi syariah di berbagai sektor, termasuk di sektor agrikultur tersebut menjadi salah satu upaya BSI mendorong kemajuan ekosistem Islam (Islamic Ecosystem) di wilayah Timur Indonesia.
Beberapa dukungan BSI yakni penyediaan fasilitas yang layak bagi masyarakat, dukungan kepada sektor usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM), dan kerja sama dengan berbagai universitas dan kelembagaan di Sulawesi Selatan, dan Pulau Sulawesi secara umum.
Cahyo mengungkapkan BSI fokus mengembangkan Desa BSI sebagai bagian dari upaya perseroan mendorong kemajuan ekonomi umat dari desa.
Ia menuturkan jika BSI membangun desa-desa di wilayah Indonesia yang memiliki potensi sumber daya ekonomi, sehingga nantinya mampu menjadi desa yang berkembang, tangguh dan berkelanjutan.
Menurut dia, kehadiran BSI melalui berbagai program desa binaan tersebut, diharapkan membantu masyarakat desa mengembangkan potensi sektor peternakan, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan.
“BSI serius mendorong kemajuan ekonomi umat, salah satunya dengan implementasi nyata peran ekonomi syariah untuk peningkatan taraf hidup mustahik. Melalui pendampingan ini, BSI siap mencetak mustahik untuk naik kelas,” ucap Cahyo.