Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat mengoptimalkan tiga program sebagai upaya pengendalian inflasi, yakni gerakan pangan murah, penyaluran bantuan pangan melalui program Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) serta bantuan telur dan daging ayam.
"Dalam pengendalian inflasi, Pemprov Sulbar melaksanakan tiga kegiatan, yakni gerakan pangan murah, penyaluran bantuan sosial cadangan pangan pemerintah dan bantuan telur dan daging ayam," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulbar Abdul Waris Bestari, di Mamuju, Selasa.
Pada program gerakan pangan murah kata Abdul Waris Bestari, pihaknya bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Perum Bulog.
"Gerakan pangan murah, dilaksanakan minimal dua kali setiap bulan bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Bulog dan akan dilakukan sampai Desember 2023," kata Abdul Waris Bestari.
Sementara kegiatan penyaluran bantuan pangan melalui program cadangan pangan pemerintah lanjutnya, saat ini sudah terealisasi 100 persen.
Pada program penyaluran bantuan pangan itu kata Abdul Waris Bestari, sebanyak 1.225.580 kilogram beras disalurkan kepada 84.685 KPM yang tersebar di enam kabupaten di Sulbar.
Secara rinci, Abdul Waris Bestari menyampaikan bahwa sebanyak 186.960 kilogram untuk 18.696 KPM disalurkan di Kabupaten Mamuju, sebanyak 71.550 kilogram untuk 7.155 KPM disalurkan di Kabupaten Mamuju dan 86.220 kilogram untuk 8.622 KPM di Kabupaten Pasangkayu.
Kemudian, di Kabupaten Polewali Mandar : disalurkan 502.110 kilogram kepada 50.211 KPM, sebanyak 199.080 kilogram kepada 19.908 KPM di Kabupaten Majene dan 179.660 kilogram untuk 17.966 KPM di Kabupaten Mamasa.
Selanjutnya kata Abdul Waris Bestari, bantuan telur dan daging ayam kepada 20.345 penerima.
"Hingga 4 Juli 2023, bantuan telur dan daging ayam sudah terealisasi 91, 8 persen," ujar Abdul Waris Bestari.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulbar itu juga menyampaikan bahwa pasca Idul Adha, tingkat inflasi di Provinsi Sulbar sampai Juni 2023 yaitu, inflasi tahunan 2, 28 persen dan inflasi bulanan 0, 70 persen, sedangkan inflasi nasional 3,52 persen.
"Dalam pengendalian inflasi, Pemprov Sulbar melaksanakan tiga kegiatan, yakni gerakan pangan murah, penyaluran bantuan sosial cadangan pangan pemerintah dan bantuan telur dan daging ayam," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulbar Abdul Waris Bestari, di Mamuju, Selasa.
Pada program gerakan pangan murah kata Abdul Waris Bestari, pihaknya bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Perum Bulog.
"Gerakan pangan murah, dilaksanakan minimal dua kali setiap bulan bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Bulog dan akan dilakukan sampai Desember 2023," kata Abdul Waris Bestari.
Sementara kegiatan penyaluran bantuan pangan melalui program cadangan pangan pemerintah lanjutnya, saat ini sudah terealisasi 100 persen.
Pada program penyaluran bantuan pangan itu kata Abdul Waris Bestari, sebanyak 1.225.580 kilogram beras disalurkan kepada 84.685 KPM yang tersebar di enam kabupaten di Sulbar.
Secara rinci, Abdul Waris Bestari menyampaikan bahwa sebanyak 186.960 kilogram untuk 18.696 KPM disalurkan di Kabupaten Mamuju, sebanyak 71.550 kilogram untuk 7.155 KPM disalurkan di Kabupaten Mamuju dan 86.220 kilogram untuk 8.622 KPM di Kabupaten Pasangkayu.
Kemudian, di Kabupaten Polewali Mandar : disalurkan 502.110 kilogram kepada 50.211 KPM, sebanyak 199.080 kilogram kepada 19.908 KPM di Kabupaten Majene dan 179.660 kilogram untuk 17.966 KPM di Kabupaten Mamasa.
Selanjutnya kata Abdul Waris Bestari, bantuan telur dan daging ayam kepada 20.345 penerima.
"Hingga 4 Juli 2023, bantuan telur dan daging ayam sudah terealisasi 91, 8 persen," ujar Abdul Waris Bestari.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulbar itu juga menyampaikan bahwa pasca Idul Adha, tingkat inflasi di Provinsi Sulbar sampai Juni 2023 yaitu, inflasi tahunan 2, 28 persen dan inflasi bulanan 0, 70 persen, sedangkan inflasi nasional 3,52 persen.