Bone, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Seorang Guru SD, Syamsul Bahri (45), menemukan tiga unit amunisi berupa mortir yang masih aktif saat sedang menggali tanah untuk menanam pohon pepaya di kebunnya yang terletak di Dusun Kampung Tengah, Kelurahan Palette, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

"Saya mau tanam pohon pepaya, begitu saya menggali lubang di kedalaman sekitar 20 cm, tiba-tiba linggis yang saya gunakan menggali menyentuh benda itu. Karena penasaran saya kemudian menggali dan menemukan tiga benda yang mirip bahan peledak," kata Syamsul, Jumat.

Syamsul kemudian membawa mortir tersebut ke rumahnya di Kelurahan Waetuo, Kecamatan Tanate Riattang Timur yang ditemukan pada Selasa (5/11) kemarin, kendati Syamsul mengetahui bahwa yang ditemukan itu adalah bahan peledak, dia pun bermaskud mengoleksinya setelah membersihkan mortir itu.

"Saya tahu itu bahan peladak, saya pikir sudah tidak aktif lagi jadi saya membonceng menuju ke rumah untuk dikoleski saja setelah dicuci," ungkap Syamsul.

Beberapa hari tersimpan di rumahnya, dia mulai ragu dan kemudian memberitahu tetangganya untuk segera melapor ke Polsek Urban Tanete Riattang, pada Kamis (7/11) sore. Karena dianggap berbahaya, oleh polisi kemudian mengembalikan benda tersebut ke kebun Syamsul.

Setelah dikembalikan ke tempat asalnya, mortir tersebut kemudian mendapat pengawalan khusus dari anggota Brimob Bone, untuk menunggu tim gegana dari Brimob Polda Sulselbar yang datang dari Makassar menuju Kabupaten Bone, untuk melakukan olah tempat kejadian perkara.

"Sementara ini tkp kami jaga ketat, jangan sampai ada warga masuk ke dalam kebun dan mengambil mortir yang masih aktif itu, sambil menunggu tim gegana dari Brimob Polda Sulselbar," jelas Komandan Datesemen C Brimob Bone, Komisaris Polisi (Kompol) Darminto. Agus Setiawan

Pewarta : Riesmawan Yudhatama
Editor :
Copyright © ANTARA 2024