Raja Ampat, Papua Barat (ANTARA) - Direktur Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso memaparkan pentingnya menjaga fundamental ekonomi Indonesia agar terus kuat saat ini, sehingga memiliki pertumbuhan ekonomi yang bagus.
“Jadi, hanya sedikit mata uang yang sanggup menguat terhadap dolar AS. Dengan gambaran seperti ini, saya ingin menyampaikan bahwa kami di BI merasa yakin bahwa pentingnya fundamental ekonomi yang kuat,” kata Ramdan dalam Editor Briefing BI, di Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu.
Dengan demikian, kata Ramdan lagi, Indonesia mempunyai pertumbuhan ekonomi yang bagus dibanding negara lain yakni pada angka 5 persen.
Selain itu, Ramdan menyatakan bahwa inflasi Indonesia relatif terjaga, dan kinerja ekspor impor dalam neraca perdagangan dalam kondisi bagus.
“Kita punya budget deficit sangat terkendali dan kondisi sosial politik stabil, walaupun menjelang pemilu. Ini bekal utama dalam mengelola nilai tukar,” ujar Ramdan.
Selanjutnya, dengan melihat kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed, BI tidak diam, melainkan selalu berinovasi memunculkan instrumen baru yang lebih lincah dalam menghadapi kondisi di bawah tekanan.
“Artinya kita ketika melihat kecenderungan outflow, kita perlu instrumen yang bisa menarik inflow dan mengembangkan pasar uang kita, sehingga terakhir BI meluncurkan SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) pada 17 September 2023. Posisi terakhir SRBI per 8 November 2023 yakni Rp147 triliun kalau ditambah Jumat berarti Rp153 triliun,” kata Ramdan pula.
Menurut Ramdan, peluncuran SRBI bertujuan untuk dapat mendukung perkembangan pasar uang dalam negeri dan menarik capital inflow.
Ramdan menambahkan, transaksi SRBI di pasar sekunder berkembang baik hingga 8 November 2023. Kemudian, terdapat transaksi SRBI hampir Rp30 triliun dan capital inflow SRBI mencapai hampir Rp19 triliun.
“Ini perkembangan yang baik, artinya sebagaimana tujuan awal selain mendukung kegiatan moneter, pasar keuangan domestik, dan menarik inflow dan perkuat nilai tukar kita,” kata Ramdan.
Pada November 2023, Ramdan menyebut, BI akan meluncurkan lagi sekuritas valas bank Indonesia atau istilahnya SRBI dalam valuta asing.
“Tujuannya sama, untuk kembangkan pasar valas domestik dan attract inflow dalam rangka mendukung pasar keuangan kita,” ujar Ramdan pula.
“Jadi, hanya sedikit mata uang yang sanggup menguat terhadap dolar AS. Dengan gambaran seperti ini, saya ingin menyampaikan bahwa kami di BI merasa yakin bahwa pentingnya fundamental ekonomi yang kuat,” kata Ramdan dalam Editor Briefing BI, di Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu.
Dengan demikian, kata Ramdan lagi, Indonesia mempunyai pertumbuhan ekonomi yang bagus dibanding negara lain yakni pada angka 5 persen.
Selain itu, Ramdan menyatakan bahwa inflasi Indonesia relatif terjaga, dan kinerja ekspor impor dalam neraca perdagangan dalam kondisi bagus.
“Kita punya budget deficit sangat terkendali dan kondisi sosial politik stabil, walaupun menjelang pemilu. Ini bekal utama dalam mengelola nilai tukar,” ujar Ramdan.
Selanjutnya, dengan melihat kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed, BI tidak diam, melainkan selalu berinovasi memunculkan instrumen baru yang lebih lincah dalam menghadapi kondisi di bawah tekanan.
“Artinya kita ketika melihat kecenderungan outflow, kita perlu instrumen yang bisa menarik inflow dan mengembangkan pasar uang kita, sehingga terakhir BI meluncurkan SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) pada 17 September 2023. Posisi terakhir SRBI per 8 November 2023 yakni Rp147 triliun kalau ditambah Jumat berarti Rp153 triliun,” kata Ramdan pula.
Menurut Ramdan, peluncuran SRBI bertujuan untuk dapat mendukung perkembangan pasar uang dalam negeri dan menarik capital inflow.
Ramdan menambahkan, transaksi SRBI di pasar sekunder berkembang baik hingga 8 November 2023. Kemudian, terdapat transaksi SRBI hampir Rp30 triliun dan capital inflow SRBI mencapai hampir Rp19 triliun.
“Ini perkembangan yang baik, artinya sebagaimana tujuan awal selain mendukung kegiatan moneter, pasar keuangan domestik, dan menarik inflow dan perkuat nilai tukar kita,” kata Ramdan.
Pada November 2023, Ramdan menyebut, BI akan meluncurkan lagi sekuritas valas bank Indonesia atau istilahnya SRBI dalam valuta asing.
“Tujuannya sama, untuk kembangkan pasar valas domestik dan attract inflow dalam rangka mendukung pasar keuangan kita,” ujar Ramdan pula.