Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat pada November 2023 daerah itu mengalami inflasi sebesar 2,79 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 116,32 menjadi 116,50.

Kepala BPS Sulsel Aryanto di Makassar, Jumat, mengungkapkan bahwa secara bulanan (month to month/mtm) terjadi inflasi sebesar 0,16 persen, dan inflasi sepanjang 2023 (year to date/ytd) sebesar 2,07 persen.

Inflasi di Sulsel 2,79 persen ini lebih rendah dari inflasi nasional pada November 2023 yang berada pada posisi 2,86 persen.

Ia mengungkapkan, dari lima kota IHK di Sulsel, seluruhnya mengalami inflasi pada Oktober 2023, dengan inflasi tertinggi di Kota Makassar sebesar 2,86 persen dengan IHK 116,59, sementara yang terendah tdi Kota Palopo sebesar 2,08 persen dengan IHK 115,00.

Sementara, kota-kota lainnya juga mengalami inflasi yaitu Watampone 2,79 persen dengan IHK 115,02; Bulukumba 2,75 persen dengan IHK 116,07; dan Parepare 2,52 persen dengan IHK 118,05.

Aryanto menjelaskan inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada delapan kelompok pengeluaran. Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,35 persen.

Kelompok pakaian dan alas kaki inflasi sebesar 0,04 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,05 persen; kelompok transportasi sebesar 0,26 persen.

Untuk kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,24 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,13 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,21 persen.

Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami deflasi sebesar 0,15 persen. Adapun kelompok pengeluaran kesehatan dan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks harga.

Adapun beberapa komoditas yang memberikan andil inflasi mtm pada November 2023 antara lain cabai rawit, cabai merah, angkutan udara, daging ayam ras, labu siam/jipang, tomat, emas perhiasan, gula pasir, rokok kretek filter, dan bubur.

"Sedangkan beberapa komoditas yang dominan memberikan andil deflasi mtm antara lain ikan bandeng/ikan bolu, telur ayam ras, ikan layang/ ikan benggol, bahan bakar rumah tangga, bayam, ikan katamba, ikan cakalang/ ikan sisik, tahu mentah, tempe, dan ikan teri," ucapnya.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024