Kuala Lumpur (ANTARA) - Rute pelayaran feri baru dari Tanjung Silopo di Sulawesi Barat ke Lahat Datu di Sabah, Malaysia, memberi tambahan pilihan transportasi bagi para pekerja migran Indonesia (PMI), menurut Konsulat RI di Tawau.
Konsul Heni Hamidah dalam keterangan tertulis yang diterima di Kuala Lumpur pada Kamis mengatakan peningkatan konektivitas antarnegara diharapkan dapat membuka peluang lain, khususnya ekonomi.
“(Pelayaran ini) tidak saja akan menguntungkan pekerja-pekerja Indonesia yang bekerja di Sabah, tetapi juga akan membuka peluang-peluang kerja sama lainnya. Tidak saja pada sektor transportasi, namun juga dapat membuka kerja sama peluang ekonomi, perdagangan maupun ‘people-to-peole contact’,” ujar dia.
Selama ini, rute pelayaran ke Sulawesi dari Sabah adalah melalui jalur Nunukan dan Tarakan (Kalimantan Utara).
Rute baru tersebut, menurut Heni, harus disertai dengan langkah-langkah keamanan untuk mencegah perdagangan orang, kejahatan lintas negara, dan potensi ancaman lain.
Penumpang kapal feri MV Cattleya dari Tanjung Silopo, Sulawesi Barat, tiba dan disambut di Pelabuhan Lahat Datu, Sabah, Malaysia, Rabu (20/12/2023). (ANTARA/HO-Konsulat RI Tawau)
Kapal feri MV Cattleya melayari rute baru tersebut untuk pertama kalinya dari Tanjung Silopo, Polewali Mandar, pada Senin (18/12) dan tiba di pelabuhan Lahad Datu di Sabah pada Rabu (20/12).
Pelayaran perdana itu membawa 93 penumpang, termasuk PMI, pelaku usaha dan rombongan pejabat Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dan Kabupaten Polewali Mandar.
Rute Tanjung Silopo-Lahad Datu tersebut akan melayani dua kali pelayaran dalam sebulan dan akan dievaluasi selama enam bulan.
Bupati Polewali Mandar dan Setiausaha Hal Ehwal Dalam Negeri dan Penyelidikan (PHEDNP) Jabatan Ketua Menteri Negeri Sabah, serta District Officer Lahad Datu menyambut dan meresmikan pelayaran perdana kapal feri tersebut.
Pembukaan rute pelayaran itu tidak hanya selaras dengan upaya penguatan hubungan bilateral Indonesia-Malaysia dalam hal konektivitas, tetapi juga sesuai dengan kerangka kerja sama sub-regional BIMP-EAGA (Brunei Darussalam- Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area).
Pembukaan rute Tanjung Silopo-Lahad Datu itu dimeriahkan dengan acara Malam Jalinan Kasih/Mesra pada Kamis (21/12) yang digelar pemerintah Negeri Sabah di kompleks olah raga Lahad Datu.
Pada acara tersebut, tim kesenian dari Pemprov Sulawesi Barat dan Pemkab Polewali Mandar membawakan tari dan lagu daerah.
Konsul Heni Hamidah dalam keterangan tertulis yang diterima di Kuala Lumpur pada Kamis mengatakan peningkatan konektivitas antarnegara diharapkan dapat membuka peluang lain, khususnya ekonomi.
“(Pelayaran ini) tidak saja akan menguntungkan pekerja-pekerja Indonesia yang bekerja di Sabah, tetapi juga akan membuka peluang-peluang kerja sama lainnya. Tidak saja pada sektor transportasi, namun juga dapat membuka kerja sama peluang ekonomi, perdagangan maupun ‘people-to-peole contact’,” ujar dia.
Selama ini, rute pelayaran ke Sulawesi dari Sabah adalah melalui jalur Nunukan dan Tarakan (Kalimantan Utara).
Rute baru tersebut, menurut Heni, harus disertai dengan langkah-langkah keamanan untuk mencegah perdagangan orang, kejahatan lintas negara, dan potensi ancaman lain.
Kapal feri MV Cattleya melayari rute baru tersebut untuk pertama kalinya dari Tanjung Silopo, Polewali Mandar, pada Senin (18/12) dan tiba di pelabuhan Lahad Datu di Sabah pada Rabu (20/12).
Pelayaran perdana itu membawa 93 penumpang, termasuk PMI, pelaku usaha dan rombongan pejabat Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dan Kabupaten Polewali Mandar.
Rute Tanjung Silopo-Lahad Datu tersebut akan melayani dua kali pelayaran dalam sebulan dan akan dievaluasi selama enam bulan.
Bupati Polewali Mandar dan Setiausaha Hal Ehwal Dalam Negeri dan Penyelidikan (PHEDNP) Jabatan Ketua Menteri Negeri Sabah, serta District Officer Lahad Datu menyambut dan meresmikan pelayaran perdana kapal feri tersebut.
Pembukaan rute pelayaran itu tidak hanya selaras dengan upaya penguatan hubungan bilateral Indonesia-Malaysia dalam hal konektivitas, tetapi juga sesuai dengan kerangka kerja sama sub-regional BIMP-EAGA (Brunei Darussalam- Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area).
Pembukaan rute Tanjung Silopo-Lahad Datu itu dimeriahkan dengan acara Malam Jalinan Kasih/Mesra pada Kamis (21/12) yang digelar pemerintah Negeri Sabah di kompleks olah raga Lahad Datu.
Pada acara tersebut, tim kesenian dari Pemprov Sulawesi Barat dan Pemkab Polewali Mandar membawakan tari dan lagu daerah.