Makassar (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Makassar, Sulawesi Selatan mengedukasi siswa dengan wisata bahari melalui transportasi laut perahu layar tradisional Bugis-Makassar yakni perahu Phinisi.

"Dengan adanya dua sarana transportasi laut tersebut, selain dapat mengangkut wisatawan mengelilingi pulau-pulau di sekitar wilayah Makassar, juga dapat menjadi wisata edukasi kebaharian bagi siswa," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar Mohammad Roem, di Makassar, Selasa.

Menurut dia, sejak dibuatnya perahu Phinisi di kawasan Pantai Losari, maka siswa-siswi sudah bisa mendapatkan wisata edukasi karena setiap hari ada yang mengunjungi proses pembuatan perahu Phinisi dari kalangan sekolah.

Setelah perahu tersebut rampung dan sudah dapat digunakan pada medio Desember 2023 lalu, kata dia lagi, kini sudah dapat digunakan kelompok siswa sekolah berkeliling di pulau-pulau terdekat seperti Pulau Samalona.

Dua perahu Phinisi itu oleh Wali Kota Makassar H Ramdhan Pomanto diberi nama Adama dan Tungguma yang saat peresmian ditandai dengan prosesi Annyorong Lopi atau penurunan perahu di Pantai Losari.

Annyorong Lopi merupakan bentuk kearifan lokal masyarakat Bulukumba yang terkenal sebagai pembuat perahu Phinisi, memberi bukti nyata tentang semangat kebersamaan, gotong royong, dan etos kerja.

Perahu Pinisi sudah menjadi Warisan Budaya Dunia (the World Heritage) oleh UNESCO sebagai bentuk pengakuan dunia terhadap nilai-nilai budaya yang ada di perahu Phinisi.

Dua perahu Phinisi yang setiap hari berlabuh dan sandar di kawasan Pantai Losari ini, pembuatannya menghabiskan anggaran Rp7,99 miliar dan dikerjakan selama delapan bulan atau 240 hari.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024