Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat berhasil menurunkan angka penderita stunting sebesar 4,7 persen pada 2023 dan menjadi daerah dengan peringkat ketiga terbaik dalam melakukan penanganan stunting.

"Angka stunting Sulbar telah berhasil diturunkan Pemprov Sulbar sekitar 4,7 persen, yakni dari 35 persen menjadi 30,3 persen pada 2023," kata penjabat Gubernur Sulbar, Zudan Arif Fakrulloh di Mamuju, Rabu

Ia mengatakan, Sulbar bersama 19 Provinsi lainnya di Indonesia berhasil menurunkan angka prevalensi penderita stunting sementara 15 Provinsi lainnya di Indonesia mengalami peningkatan jumlah peningkatan.

Menurut dia, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi Provinsi yang berada pada peringkat pertama menurunkan stunting sekitar 8,1 persen.

Sementara Provinsi Papua Barat menurunkan angka stunting sekitar 5,2 persen dan berada diperingkat kedua, sementara Sulbar berhasil menurunkan 4,7 penderita stunting.

Ia menyampaikan, program penanganan stunting yang telah dilaksanakan pada 2023, harus dilaksanakan kembali dan ditingkatkan pada tahun 2024 ini.

"Gerakan menjadi orang tua asuh anak stunting, pembentukan satuan tugas (Satgas) penurunan stunting pada setiap organisasi perangkat daerah (OPD ) maupun satgas penanganan stunting seluruh kecamatan di Sulbar harus terus digalakkan," katanya.

Selain itu, program gerakan ayo ke posyandu mencegah stunting, maupun pemberian makanan bergizi bagi penderita stunting, serta program penanganan stunting lainnya harus terus digalakkan.

Ia mengatakan, sinergi dan kolaborasi antara Pemprov Sulbar dan seluruh Pemerintah Kabupaten di Sulbar mesti terus berjalan baik, serta koordinasi dan kerjasama dengan seluruh pihak dalam penanganan stunting mesti terus ditingkatkan.

"Penanganan stunting diseluruh desa Sulbar juga harus terus dilaksanakan agar stunting di Sulbar dapat terus ditekan agar jumlah penderita stunting dapat terus menurun," katanya.

Pewarta : M.Faisal Hanapi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024