Mamuju (ANTARA) - Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM) Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat menggencarkan pemeriksaan sarana distribusi pangan sebagai upaya menjamin bahan pangan yang aman untuk dikonsumsi masyarakat, terutama saat Ramadhan 1445 Hijriah.
"Kami telah melakukan pemeriksaan sarana distribusi pangan di Kabupaten Polewali Mandar dan Majene untuk menjamin takjil atau jajanan berbuka puasa aman dikonsumsi," kata Kepala Balai POM Mamuju Sulyanto di Mamuju, Jumat.
Di Kabupaten Polewali Mandar, pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah sampel jajanan berbuka puasa yang dijual di sejumlah tempat di daerah itu.
"Kami bersama Tim Koordinasi Obat dan Makanan Kabupaten Polewali Mandar melakukan pemeriksaan terhadap jajanan berbuka puasa yang dicurigai mengandung bahan berbahaya. Kami mengambil 29 sampel dari 21 sarana dan semua hasilnya negatif," katanya.
Pada kegiatan itu, tim Balai POM Mamuju beserta Dinas Perdagangan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar mengambil sampel empat sarana distribusi pangan dan menemukan 15 produk dalam kondisi rusak serta 165 produk kedaluwarsa.
Terhadap temuan produk yang sudah tidak layak dikonsumsi dan kedaluwarsa, Balai POM Mamuju melakukan pemusnahan.
"Jika dibandingkan pada 2021 dan 2022, temuan hasil pemeriksaan tahun ini sudah banyak penurunan, yakni sekitar 20-25 persen. Tentunya capaian ini hasil kinerja BPOM dan bersama Pemkab Polewali Mandar," kata Sulyanto.
Pada pemeriksaan di Kabupaten Majene, katanya, juga dilakukan pengujian terhadap 25 sampel jajanan berbuka dari 14 sarana, dengan hasil negatif mengandung bahan berbahaya.
"Kami juga melakukan pengawasan sarana distribusi pangan, baik pada pasar tradisional maupun retail modern dan menemukan ada tiga produk yang kedaluwarsa. Produk tersebut kemudian kami musnahkan," ujarnya.
Tim Infokom Balai POM Mamuju juga mengedukasi para pedagang di pasar tradisional di Kabupaten Polewali Mandar dan Majene terkait dengan bahan-bahan yang berbahaya untuk produk pangan.
"Para pedagang diedukasi terkait penyalahgunaan bahan berbahaya pada pangan, seperti ciri-ciri pangan yang mengandung boraks, formalin, rhodamin B, dan methanyl yellow," katanya.
Tim Balai POM Mamuju juga melakukan sosialisasi kepada para pedagang ritel modern tentang pentingnya pemisahan penyimpanan bahan pangan dan non-pangan pada bagian etalase promo.
"Serta, edukasi cek KLIK agar senantiasa secara berkala melalukan pengecekan pada setiap produk yang dijual serta sosialisasi tentang aplikasi BPOM Mobile," kata Sulyanto.
"Kami telah melakukan pemeriksaan sarana distribusi pangan di Kabupaten Polewali Mandar dan Majene untuk menjamin takjil atau jajanan berbuka puasa aman dikonsumsi," kata Kepala Balai POM Mamuju Sulyanto di Mamuju, Jumat.
Di Kabupaten Polewali Mandar, pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah sampel jajanan berbuka puasa yang dijual di sejumlah tempat di daerah itu.
"Kami bersama Tim Koordinasi Obat dan Makanan Kabupaten Polewali Mandar melakukan pemeriksaan terhadap jajanan berbuka puasa yang dicurigai mengandung bahan berbahaya. Kami mengambil 29 sampel dari 21 sarana dan semua hasilnya negatif," katanya.
Pada kegiatan itu, tim Balai POM Mamuju beserta Dinas Perdagangan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar mengambil sampel empat sarana distribusi pangan dan menemukan 15 produk dalam kondisi rusak serta 165 produk kedaluwarsa.
Terhadap temuan produk yang sudah tidak layak dikonsumsi dan kedaluwarsa, Balai POM Mamuju melakukan pemusnahan.
"Jika dibandingkan pada 2021 dan 2022, temuan hasil pemeriksaan tahun ini sudah banyak penurunan, yakni sekitar 20-25 persen. Tentunya capaian ini hasil kinerja BPOM dan bersama Pemkab Polewali Mandar," kata Sulyanto.
Pada pemeriksaan di Kabupaten Majene, katanya, juga dilakukan pengujian terhadap 25 sampel jajanan berbuka dari 14 sarana, dengan hasil negatif mengandung bahan berbahaya.
"Kami juga melakukan pengawasan sarana distribusi pangan, baik pada pasar tradisional maupun retail modern dan menemukan ada tiga produk yang kedaluwarsa. Produk tersebut kemudian kami musnahkan," ujarnya.
Tim Infokom Balai POM Mamuju juga mengedukasi para pedagang di pasar tradisional di Kabupaten Polewali Mandar dan Majene terkait dengan bahan-bahan yang berbahaya untuk produk pangan.
"Para pedagang diedukasi terkait penyalahgunaan bahan berbahaya pada pangan, seperti ciri-ciri pangan yang mengandung boraks, formalin, rhodamin B, dan methanyl yellow," katanya.
Tim Balai POM Mamuju juga melakukan sosialisasi kepada para pedagang ritel modern tentang pentingnya pemisahan penyimpanan bahan pangan dan non-pangan pada bagian etalase promo.
"Serta, edukasi cek KLIK agar senantiasa secara berkala melalukan pengecekan pada setiap produk yang dijual serta sosialisasi tentang aplikasi BPOM Mobile," kata Sulyanto.