Makassar (ANTARA Sulsel) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta menyindir mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Alifian Mallarangeng yang menyebutkan jika orang Sulawesi Selatan belum pantas menjadi presiden.

"Sudah 68 tahun bangsa ini merdeka dan pemilihan umum presiden juga sudah puluhan kali digelar, itu artinya bangsa ini sudah sangat dewasa dan tidak perlu lagi ada pengkotak-kotakan dalam bangsa ini," jelasnya saat orasi di Lapangan Hertasning Makassar, Senin.

Ia mengatakan, adanya kalimat yang menyebutkan jika "Belum saatnya orang Sulsel menjadi presiden" itu merupakan suatu bentuk pemikiran yang kuno karena sudah tidak relevan lagi dengan bangsa Indonesia yang telah dewasa ini.

Menurutnya, Sulawesi Selatan adalah Indonesia dan begitu juga sebaliknya. Dan ketika masih ada anggapan masyarakat jika yang pantas menjadi Presiden Indonesia adalah hanya orang Jawa, itu merupakan kesalahan berfikir.

"Ini NKRI yang di dalamnya terdapat suku-suku yang hampir setiap daerahnya itu berbeda, tetapi tetap satu bahasa dan satu bangsa yakni Indonesia. Karena itu, pemikiran konservatif atau kuno sudah harus ditinggalkan karena sudah tidak relevan lagi hari ini," katanya.

Anis mengungkapkan, sindiran yang dilakukan oleh Alifian itu dialamatkan kepada Calon Presiden RI 2009-2014 HM Jusuf Kalla yang saat itu maju dalam pemilihan presiden dengan berpasangan mantan Menhankam/Pangab Jenderal (Purn) Wiranto.

Dalam kesempatan itu, putra kelahiran Bone, Sulawesi Selatan itu sudah mulai terang-terangan mengutarakan keinginannya untuk maju dalam bursa Calon Presiden RI periode 2014-2019.

"Sesuai dengan gambaran idealis dari mantan Presiden RI BJ Habibie yang menyatakan jika presiden ideal untuk bangsa ini adalah yang berumur 40-60 tahun dan saya ini masih berumur 45 tahun," jelasnya.

Selain itu, dirinya juga menyiratkan bahwa partainya pasti akan melakukan koalisi sekalipun telah mendapatkan tiket untuk mengusung capres sendiri dengan perolehan suara pemilu legislatif 20 persen.

"Koalisi itu harus, karena Indonesia terlalu besar maka tidak mungkin tanpa koalisi. Seandainya PKS punya `boarding pass` sendiri, kita tetap harus koalisi," ujarnya.

Dia mengatakan, semua partai pasti menyadari perihal keharusan koalisi ini. Namun, kata dia, koalisi baru bisa ditentukan setelah perolehan suara legislatif jelas.

"Pemilu legislatif itu akan menentukan peta politik. PKS baru akan membicarakan capres ketika perolehan pemilu legislatif jelas, karena sekarang ini calonnya sudah ada, tinggal karcisnya," ujar dia.

Anis juga kembali menyatakan bahwa partainya sangat terbuka untuk berkoalisi dengan partai manapun sebagaimana yang dilakukannya pada pemilu sebelumnya.

"Di tingkatan yang lebih kecil, kami pernah koalisi dengan PDIP dan Golkar dalam pemilihan kepala daerah. Kami terbuka dengan partai manapun," ucapnya.

Lebih jauh Anis kembali mengingatkan kepada para kadernya bahwa PKS tetap memegang teguh target menjadi partai tiga besar dalam Pemilu 2014 sambil mengharapkan para calegnya memperoleh hasil maksimal.

Menurut dia, dalam survei nasional elektabilitas PKS sudah naik kembali, dan dalam dua bulan terakhir kenaikannya merata hampir di seluruh daerah pemilihan.

"Hasil survei beberapa lembaga survei itu menempatkan PKS berada dalam lima besar, sedangka ditingkat internal kami juga menggembirakan, sehingga kami yakin target tiga besar tercapai," ucapnya. FC Kuen

Pewarta : Oleh Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024