Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat segera membentuk tim akselerasi ekonomi kerakyatan dan inklusif sebagai upaya menjadikan daerah itu sebagai provinsi hortikultura.
"Kami berkomitmen menjadikan Sulbar sebagai provinsi hortikultura untuk menjawab kontribusi Sulbar bagi IKN. Jadi, kami akan memulai pengorganisasian dengan membentuk tim akselerasi ekonomi kerakyatan dan inklusif," kata Sekretaris Daerah Provinsi Sulbar Muhammad Idris, di Mamuju, Senin.
Tugas tim akselerasi ekonomi kerakyatan dan inklusif tersebut kata Sekda, adalah menentukan indikator akselerasi dan membentuk program dan kegiatan di bidang hortikultura dan pertanian secara luas.
Pembentukan tim akselerasi ekonomi kerakyatan dan inklusif itu kata Idris, sebagai tindak lanjut dari komitmen Pemerintah Provinsi Sulbar untuk melakukan pengembangan pisang cavendish dan pisang kepok di Sulbar.
Komitmen itu lanjut Sekda dilakukan setelah Pemerintah Provinsi Sulbar melakukan kunjungan ke sentra pembibitan sukun dan pisang di Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan.
"Strategi konkret untuk pengembangan hortikultura ini, yakni dengan pembentukan tim akselerasi ekonomi kerakyatan dan inklusif tersebut," terang Idris.
Langkah strategis tersebut kata Idris akan mulai dilaksanakan dengan mengintervensi lahan yang akan digunakan untuk pengembangan pisang cavendish dan pisang kepok.
"Pekan depan akan dikonkriekan model dan strategi intervensi jangka pendek. Misalnya, pemanfaatan areal dan lahan yang dapat didayagunakan untuk pusat pembibitan pisang kepok dan cavendish. Ini tahap awal, sebab kita berburu waktu sebelum kesibukan mengawal pengamanan pilkada," jelas Muhammad Idris.
Sementara itu, Dosen Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar Sulawesi Selatan Sarkawi Rauf menyampaikan respons positif terkait kebijakan Pemprov Sulbar dalam pengembangan sektor pertanian di Provinsi Sulbar.
"Artinya apa yang diperkenalkan Penjabat Gubernur Sulbar ini, sesuai dengan kondisi wilayah Sulbar yang andalannya atau penopang utamanya itu pertanian," kata Sarkawi Rauf.
Terkait potensi pasar, ekonom asal Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulbar itu menilai, pengembangan pisang cavendish pilihannya sangat bagus, sebab bukan hanya bisa dijual domestik tetapi potensi ekspornya juga sangat besar.
"Secara internal sudah cocok dan ini sudah familiar di masyarakat. Ini potensi buat kita untuk ekspor ke negara seperti China, Jepang, dan negara lainnya. Jadi kita harusnya punya daya saing di situ," kata mantan Ketua Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) tersebut.
"Kami berkomitmen menjadikan Sulbar sebagai provinsi hortikultura untuk menjawab kontribusi Sulbar bagi IKN. Jadi, kami akan memulai pengorganisasian dengan membentuk tim akselerasi ekonomi kerakyatan dan inklusif," kata Sekretaris Daerah Provinsi Sulbar Muhammad Idris, di Mamuju, Senin.
Tugas tim akselerasi ekonomi kerakyatan dan inklusif tersebut kata Sekda, adalah menentukan indikator akselerasi dan membentuk program dan kegiatan di bidang hortikultura dan pertanian secara luas.
Pembentukan tim akselerasi ekonomi kerakyatan dan inklusif itu kata Idris, sebagai tindak lanjut dari komitmen Pemerintah Provinsi Sulbar untuk melakukan pengembangan pisang cavendish dan pisang kepok di Sulbar.
Komitmen itu lanjut Sekda dilakukan setelah Pemerintah Provinsi Sulbar melakukan kunjungan ke sentra pembibitan sukun dan pisang di Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan.
"Strategi konkret untuk pengembangan hortikultura ini, yakni dengan pembentukan tim akselerasi ekonomi kerakyatan dan inklusif tersebut," terang Idris.
Langkah strategis tersebut kata Idris akan mulai dilaksanakan dengan mengintervensi lahan yang akan digunakan untuk pengembangan pisang cavendish dan pisang kepok.
"Pekan depan akan dikonkriekan model dan strategi intervensi jangka pendek. Misalnya, pemanfaatan areal dan lahan yang dapat didayagunakan untuk pusat pembibitan pisang kepok dan cavendish. Ini tahap awal, sebab kita berburu waktu sebelum kesibukan mengawal pengamanan pilkada," jelas Muhammad Idris.
Sementara itu, Dosen Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar Sulawesi Selatan Sarkawi Rauf menyampaikan respons positif terkait kebijakan Pemprov Sulbar dalam pengembangan sektor pertanian di Provinsi Sulbar.
"Artinya apa yang diperkenalkan Penjabat Gubernur Sulbar ini, sesuai dengan kondisi wilayah Sulbar yang andalannya atau penopang utamanya itu pertanian," kata Sarkawi Rauf.
Terkait potensi pasar, ekonom asal Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulbar itu menilai, pengembangan pisang cavendish pilihannya sangat bagus, sebab bukan hanya bisa dijual domestik tetapi potensi ekspornya juga sangat besar.
"Secara internal sudah cocok dan ini sudah familiar di masyarakat. Ini potensi buat kita untuk ekspor ke negara seperti China, Jepang, dan negara lainnya. Jadi kita harusnya punya daya saing di situ," kata mantan Ketua Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) tersebut.