Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat berkomitmen mengintensifkan gerakan pangan murah sebagai upaya menekan laju inflasi di daerah itu.
"Kami akan konsisten melaksanakan empat langkah, salah satunya melalui gerakan pangan murah sebagai upaya menjaga stabilitas inflasi di Sulbar," kata Sekretaris Daerah Provinsi Sulbar Muhammad Idris, di Mamuju, Rabu.
Upaya lain dalam menjaga inflasi di Sulbar tetap terkendali lanjut Idris, adalah memastikan tim pengendali inflasi bekerja keras melakukan pemantauan dan memastikan seluruh pemerintah kabupaten secara rutin melakukan operasi pasar.
"Kami juga terus menjalin koordinasi yang baik antara pemerintah provinsi dan kabupaten," ujar Idris.
Pada kesempatan itu, Sekda menyampaikan bahwa Provinsi Sulbar kembali menunjukkan prestasi yang patut dibanggakan, yakni pengendalian inflasi.
"Berdasarkan hasil review nasional, Sulbar sebagai provinsi terbaik kedua dalam pengendalian inflasi setelah Provinsi Bangka Belitung," ujar Idris.
Capaian itu berhasil diraih kata Idris, setelah dua kabupaten, yakni Mamuju dan Kabupaten Majene sukses mengendalikan inflasi.
"Kita bisa capai itu (pengendalian inflasi) karena paling tidak ada dua kabupaten yang menjadi sampling, yakni Mamuju dan Majene itu sukses. Terutama Kabupaten Majene yang inflasinya di bawah satu persen," terang Idris.
Sebelumnya, Kepala BPS Sulbar Tina Wahyufitri mengungkapkan, tingkat inflasi tahunan (year on year/yoy) di Provinsi Sulbar pada Mei 2024 berada di angka 1,25 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,46.
"Inflasi tertinggi terjadi di Mamuju, yakni sebesar 2,21 persen dengan IHK sebesar 104,82 dan terendah terjadi di Kabupaten Majene sebesar 0,63 persen dengan IHK sebesar 105,87," kata Tina.
Inflasi tahunan terjadi kata Tina Wahyufitri, karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,85 persen kelompok kesehatan sebesar 2,33 persen dan kelompok transportasi sebesar 0,81 persen.
Kemudian, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,06 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,67 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 5,75 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,72 persen.
"Jadi kita urutan kedua pengendalian inflasi terbaik seluruh Indonesia bulan ini," ujar Tina Wahyufitri.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sulbar intensifkan gerakan pangan murah tekan laju inflasi
"Kami akan konsisten melaksanakan empat langkah, salah satunya melalui gerakan pangan murah sebagai upaya menjaga stabilitas inflasi di Sulbar," kata Sekretaris Daerah Provinsi Sulbar Muhammad Idris, di Mamuju, Rabu.
Upaya lain dalam menjaga inflasi di Sulbar tetap terkendali lanjut Idris, adalah memastikan tim pengendali inflasi bekerja keras melakukan pemantauan dan memastikan seluruh pemerintah kabupaten secara rutin melakukan operasi pasar.
"Kami juga terus menjalin koordinasi yang baik antara pemerintah provinsi dan kabupaten," ujar Idris.
Pada kesempatan itu, Sekda menyampaikan bahwa Provinsi Sulbar kembali menunjukkan prestasi yang patut dibanggakan, yakni pengendalian inflasi.
"Berdasarkan hasil review nasional, Sulbar sebagai provinsi terbaik kedua dalam pengendalian inflasi setelah Provinsi Bangka Belitung," ujar Idris.
Capaian itu berhasil diraih kata Idris, setelah dua kabupaten, yakni Mamuju dan Kabupaten Majene sukses mengendalikan inflasi.
"Kita bisa capai itu (pengendalian inflasi) karena paling tidak ada dua kabupaten yang menjadi sampling, yakni Mamuju dan Majene itu sukses. Terutama Kabupaten Majene yang inflasinya di bawah satu persen," terang Idris.
Sebelumnya, Kepala BPS Sulbar Tina Wahyufitri mengungkapkan, tingkat inflasi tahunan (year on year/yoy) di Provinsi Sulbar pada Mei 2024 berada di angka 1,25 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,46.
"Inflasi tertinggi terjadi di Mamuju, yakni sebesar 2,21 persen dengan IHK sebesar 104,82 dan terendah terjadi di Kabupaten Majene sebesar 0,63 persen dengan IHK sebesar 105,87," kata Tina.
Inflasi tahunan terjadi kata Tina Wahyufitri, karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,85 persen kelompok kesehatan sebesar 2,33 persen dan kelompok transportasi sebesar 0,81 persen.
Kemudian, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,06 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,67 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 5,75 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,72 persen.
"Jadi kita urutan kedua pengendalian inflasi terbaik seluruh Indonesia bulan ini," ujar Tina Wahyufitri.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sulbar intensifkan gerakan pangan murah tekan laju inflasi