Gowa (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menanam 1.000 bibit pohon di lahan-lahan kritis pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni di Gowa, Rabu, mengatakan 1.000 pohon yang ditanam di lahan kritis berada di dataran tinggi hutan Dusun Bontojai, Desa Borisallo, Kecamatan Parangloe.
"Sesuai dengan tema untuk hari lingkungan hidup tahun 2024 difokuskan pada kegiatan pemulihan lahan, pengendalian desertifikasi, dan ketahanan terhadap kekeringan," ujarnya.
Abd Rauf mengatakan pemulihan lingkungan merupakan kunci dalam membalikkan arus degradasi lahan sekaligus meningkatkan mata pencaharian.
Penanaman itu juga untuk mengurangi kemiskinan, dan membangun ketahanan terhadap cuaca ekstrem. Pemulihan juga meningkatkan penyimpanan karbon dan memperlambat proses ataupun dampak akibat perubahan iklim.
Pada sambutan yang dibacakan, Menteri Lingkungan Hidup Sitti Nurbaya mengatakan pemulihan dari degradasi lahan sangat penting.
Karena lahan bisa menjadi ruang hidup manusia, menyediakan makanan, pakaian, dan tempat perlindungan.
“Lahan mendukung perekonomian kehidupan dan mata pencaharian. Untuk itu perlu ditingkatkan ambisi dan investasi dalam upaya pemulihan lingkungan serta memberikan momen terobosan besar bagi perbaikan lahan sebagai upaya untuk mengantisipasi kekeringan,” katanya.
Selain itu, pemulihan berkaitan langsung dengan upaya penyelesaian krisis iklim, olehnya itu dibutuhkan inovasi dan prinsip keadilan.
“Melalui investasi dalam pemulihan lahan dan ketahanan terhadap kekeringan kita tidak hanya mengantisipasi masalah degradasi lingkungan tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam mitigasi perubahan iklim,” kata Abd Rauf.
Tak hanya itu, restorasi lahan juga diperlukan, karena selain menghasilkan manfaat ekosistem yang signifikan juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan keberlanjutan sosial, kesejahteraan masyarakat.
“Namun, pendekatan ini juga harus didasarkan pada prinsip keadilan, memastikan bahwa manfaat dirasakan oleh semua pihak, termasuk komunitas lokal dan masyarakat adat,” tuturnya.
Dari tahun ke tahun capaian pengurangan emisi Indonesia terus meningkat. Tahun 2014 dan 2015 tidak ada pengurangan emisi, yang terjadi justru penambahan emisi. Dalam catatan sejak 2010 hingga 2015 dan 2019 terjadi pengurangan emisi yang cukup fluktuatif.
“Pada kurun waktu 2020-2022 terjadi pengurangan emisi yang signifikan dan menjadi relatif stabil yaitu di atas 40 persen,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Indonesia telah menerbitkan Perpres 98/2021 Tentang Nilai Ekonomi Karbon yang mengatur pelaksanaan aksi mitigasi dan aksi adaptasi perubahan iklim yang dilakukan melalui penyelenggaraan NEK untuk mencapai target NDC dan pengendalian emisi untuk pembangunan nasional.
“Penyelenggaraan NEK dilakukan pada sektor dan subsektor dengan pelaksana oleh kementerian/lembaga, pemerintah daerah, pelaku usaha dan masyarakat melalui empat mekanisme yaitu perdagangan karbon dengan opset dan perdagangan emisi pembayaran berbasis kinerja, pungutan atas karbon dan atau mekanisme lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa, Azhari Azis mengatakan penanaman pohon itu melibatkan seluruh ASN lingkup Pemerintah Kabupaten Gowa di mana pihaknya menyediakan 1.000 bibit pohon yang terdiri dari 3 jenis bibit pohon yaitu, bibit pohon mahoni sebanyak 900 pohon, eboni 50 pohon dan bitti 50 pohon.
“Kegiatan ini sebagai upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan guna meningkatkan daya dukung produktifitas dan peranannya dalam menjaga sistem penyangga kehidupan serta pelestarian lingkungan hidup,” ucapnya.*
Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni di Gowa, Rabu, mengatakan 1.000 pohon yang ditanam di lahan kritis berada di dataran tinggi hutan Dusun Bontojai, Desa Borisallo, Kecamatan Parangloe.
"Sesuai dengan tema untuk hari lingkungan hidup tahun 2024 difokuskan pada kegiatan pemulihan lahan, pengendalian desertifikasi, dan ketahanan terhadap kekeringan," ujarnya.
Abd Rauf mengatakan pemulihan lingkungan merupakan kunci dalam membalikkan arus degradasi lahan sekaligus meningkatkan mata pencaharian.
Penanaman itu juga untuk mengurangi kemiskinan, dan membangun ketahanan terhadap cuaca ekstrem. Pemulihan juga meningkatkan penyimpanan karbon dan memperlambat proses ataupun dampak akibat perubahan iklim.
Pada sambutan yang dibacakan, Menteri Lingkungan Hidup Sitti Nurbaya mengatakan pemulihan dari degradasi lahan sangat penting.
Karena lahan bisa menjadi ruang hidup manusia, menyediakan makanan, pakaian, dan tempat perlindungan.
“Lahan mendukung perekonomian kehidupan dan mata pencaharian. Untuk itu perlu ditingkatkan ambisi dan investasi dalam upaya pemulihan lingkungan serta memberikan momen terobosan besar bagi perbaikan lahan sebagai upaya untuk mengantisipasi kekeringan,” katanya.
Selain itu, pemulihan berkaitan langsung dengan upaya penyelesaian krisis iklim, olehnya itu dibutuhkan inovasi dan prinsip keadilan.
“Melalui investasi dalam pemulihan lahan dan ketahanan terhadap kekeringan kita tidak hanya mengantisipasi masalah degradasi lingkungan tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam mitigasi perubahan iklim,” kata Abd Rauf.
Tak hanya itu, restorasi lahan juga diperlukan, karena selain menghasilkan manfaat ekosistem yang signifikan juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan keberlanjutan sosial, kesejahteraan masyarakat.
“Namun, pendekatan ini juga harus didasarkan pada prinsip keadilan, memastikan bahwa manfaat dirasakan oleh semua pihak, termasuk komunitas lokal dan masyarakat adat,” tuturnya.
Dari tahun ke tahun capaian pengurangan emisi Indonesia terus meningkat. Tahun 2014 dan 2015 tidak ada pengurangan emisi, yang terjadi justru penambahan emisi. Dalam catatan sejak 2010 hingga 2015 dan 2019 terjadi pengurangan emisi yang cukup fluktuatif.
“Pada kurun waktu 2020-2022 terjadi pengurangan emisi yang signifikan dan menjadi relatif stabil yaitu di atas 40 persen,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Indonesia telah menerbitkan Perpres 98/2021 Tentang Nilai Ekonomi Karbon yang mengatur pelaksanaan aksi mitigasi dan aksi adaptasi perubahan iklim yang dilakukan melalui penyelenggaraan NEK untuk mencapai target NDC dan pengendalian emisi untuk pembangunan nasional.
“Penyelenggaraan NEK dilakukan pada sektor dan subsektor dengan pelaksana oleh kementerian/lembaga, pemerintah daerah, pelaku usaha dan masyarakat melalui empat mekanisme yaitu perdagangan karbon dengan opset dan perdagangan emisi pembayaran berbasis kinerja, pungutan atas karbon dan atau mekanisme lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa, Azhari Azis mengatakan penanaman pohon itu melibatkan seluruh ASN lingkup Pemerintah Kabupaten Gowa di mana pihaknya menyediakan 1.000 bibit pohon yang terdiri dari 3 jenis bibit pohon yaitu, bibit pohon mahoni sebanyak 900 pohon, eboni 50 pohon dan bitti 50 pohon.
“Kegiatan ini sebagai upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan guna meningkatkan daya dukung produktifitas dan peranannya dalam menjaga sistem penyangga kehidupan serta pelestarian lingkungan hidup,” ucapnya.*