Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) melakukan penghijauan di daerah aliran sungai Lariang Kecamatan Lariang, Kabupaten Pasangkayu, untuk mencegah terjadinya bencana alam.
Kepala unit pelaksana teknis daerah kesatuan pengelolaan hutan (UPTD KPH) sungai Lariang Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Sulbar, Eko Sapariyanto, di Mamuju, Rabu mengatakan, Pemprov Sulbar melaksanakan penghijauan di sungai Lariang juga untuk memperingati hari lingkungan hidup.
Ia mengatakan, sebanyak 100 batang pohon ditanam di sepanjang daerah aliran sungai Lariang di antaranya pohon mahoni, nato, jengkol, petai dan pohon nangka.
Menurut dia, penghijauan dan penananam pohon yang dilaksanakan itu untuk mencegah bencana banjir dan longsor yang ketika terjadi dapat berdampak bagi masyarakat.
"Sungai Lariang yang merupakan sungai terpanjang di pulau Sulawesi, harus tetap dipertahankan agar tetap lestari dan hijau, agar tetap bermanfaat bagi kehidupan generasi mendatang," katanya.
Ia berharap, dengan penanaman pohon yang melibatkan masyarakat desa tersebut dapat memberikan manfaat bagi kelestarian lingkungan dan mencegah bencana di wilayah sekitar sungai Lariang.
Sementara itu UPTD KPH Mamasa Dishut Provinsi Sulbar, juga menanam sebanyak 100 batang pohon dan tanaman buah buahan sebanyak 125 batang di Kelurahan Lakahang dan Desa Salumokanan Kabupaten Mamasa.
"Seberapa pun kemampuan kita menanam pohon, maka itu harus dilakukan untuk memulihkan lingkungan dan menghindari bencana longsor karena Kabupaten Mamasa merupakan daerah rawang longsor yang berbahaya bagi manusia," kata Kepala UPTD KPH Mamasa Dishut Sulbar, Leimena.
Kepala unit pelaksana teknis daerah kesatuan pengelolaan hutan (UPTD KPH) sungai Lariang Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Sulbar, Eko Sapariyanto, di Mamuju, Rabu mengatakan, Pemprov Sulbar melaksanakan penghijauan di sungai Lariang juga untuk memperingati hari lingkungan hidup.
Ia mengatakan, sebanyak 100 batang pohon ditanam di sepanjang daerah aliran sungai Lariang di antaranya pohon mahoni, nato, jengkol, petai dan pohon nangka.
Menurut dia, penghijauan dan penananam pohon yang dilaksanakan itu untuk mencegah bencana banjir dan longsor yang ketika terjadi dapat berdampak bagi masyarakat.
"Sungai Lariang yang merupakan sungai terpanjang di pulau Sulawesi, harus tetap dipertahankan agar tetap lestari dan hijau, agar tetap bermanfaat bagi kehidupan generasi mendatang," katanya.
Ia berharap, dengan penanaman pohon yang melibatkan masyarakat desa tersebut dapat memberikan manfaat bagi kelestarian lingkungan dan mencegah bencana di wilayah sekitar sungai Lariang.
Sementara itu UPTD KPH Mamasa Dishut Provinsi Sulbar, juga menanam sebanyak 100 batang pohon dan tanaman buah buahan sebanyak 125 batang di Kelurahan Lakahang dan Desa Salumokanan Kabupaten Mamasa.
"Seberapa pun kemampuan kita menanam pohon, maka itu harus dilakukan untuk memulihkan lingkungan dan menghindari bencana longsor karena Kabupaten Mamasa merupakan daerah rawang longsor yang berbahaya bagi manusia," kata Kepala UPTD KPH Mamasa Dishut Sulbar, Leimena.