Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Sulsel, melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Smart Farming bagi penyuluh dalam mendukung program pertanian modern dan kawasan agropolitan di Bumi Batara Guru itu.
Wakil Bupati Luwu Timur, Mochammad Akbar Andi Leluasa, dalam keterangannya di Makassar, Selasa, menyampaikan Smart Farming atau pertanian pintar merupakan sebuah konsep manajemen bercocok tanam yang mengandalkan bantuan teknologi digital yang canggih.
Konsep ini, kata Wakil Bupati, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan dalam proses produksi tanaman dan peternakan. Smart farming memberikan sejumlah manfaat yang signifikan dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan dalam industri pertanian.
“Smart Farming juga dapat membantu petani untuk memperoleh hasil panen yang lebih baik dan lebih berkelanjutan di masa depan,” ujar Wakil Bupati.
Menurutnya, metode pertanian pintar ini sangat dibutuhkan untuk mengembangkan ekonomi masyarakat Luwu Timur dikarenakan mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian.
“Ini salah satu alasan mengapa Pemerintah Kabupaten Luwu Timur mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke sektor pertanian,” kata Wakil Bupati.
Di kesempatan tersebut, Wabup Akbar juga berpesan kepada peserta untuk bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan ini sehingga tercapai secara optimal sesuai yang diharapkan oleh pemerintah sebagaimana regulasi yang ada dan pada gilirannya dapat memberikan kontribusi yang besar untuk pembangunan Kabupaten Luwu Timur.
Selanjutnya, Wakil Bupati mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kerjasama Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku Gowa beserta jajarannya dan narasumber/fasilitator dalam pelaksanaan diklat ini.
“Harapan kami, dengan adanya diklat ini para penyuluh pertanian nantinya mendapatkan metode baru untuk diterapkan kepada para petani sehingga membantu para petani meningkatkan hasil panen dengan kualitas dan kuantitas tinggi,” kat Wakil Bupati mengakhiri sambutannya.
Sementara Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Aparatur BKPSDM, Silpa P. melaporkan tujuan diklat untuk meningkatkan pemahaman peserta tentang konsep manajemen bercocok tanam yang mengandalkan bantuan teknologi digital serta meminimalkan dampak negatif produksi terhadap lingkungan.
Pelaksanaan Diklat ini, kata Silpa, dijadwalkan berlangsung selama sembilan hari, mulai dari tanggal 25 Juni – 2 Juli 2024, dengan sasaran peserta sebanyak 40 orang dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu Timur.
Adapun materi yang di dapatkan dari Diklat ini di antaranya, Pengenalan Smart dan Precision farming, Survey Lahan dan Pemetaan, Desain Lahan untuk Smart Farming, Standar Operasional Prosedur (SOP), Thresshold Sensor Budidaya.
Selanjutnya aktifitas budidaya, kalender budidaya, daftar kebutuhan kebun dan hama penyakit, daftar kebutuhan kebun dan hama penyakit, Heatmap Kebun budidaya, Heatmap Kebun budidaya, System Kerja kebun, Budidaya, dan terakhir System Smart Farming.*
Wakil Bupati Luwu Timur, Mochammad Akbar Andi Leluasa, dalam keterangannya di Makassar, Selasa, menyampaikan Smart Farming atau pertanian pintar merupakan sebuah konsep manajemen bercocok tanam yang mengandalkan bantuan teknologi digital yang canggih.
Konsep ini, kata Wakil Bupati, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan dalam proses produksi tanaman dan peternakan. Smart farming memberikan sejumlah manfaat yang signifikan dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan dalam industri pertanian.
“Smart Farming juga dapat membantu petani untuk memperoleh hasil panen yang lebih baik dan lebih berkelanjutan di masa depan,” ujar Wakil Bupati.
Menurutnya, metode pertanian pintar ini sangat dibutuhkan untuk mengembangkan ekonomi masyarakat Luwu Timur dikarenakan mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian.
“Ini salah satu alasan mengapa Pemerintah Kabupaten Luwu Timur mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke sektor pertanian,” kata Wakil Bupati.
Di kesempatan tersebut, Wabup Akbar juga berpesan kepada peserta untuk bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan ini sehingga tercapai secara optimal sesuai yang diharapkan oleh pemerintah sebagaimana regulasi yang ada dan pada gilirannya dapat memberikan kontribusi yang besar untuk pembangunan Kabupaten Luwu Timur.
Selanjutnya, Wakil Bupati mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kerjasama Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku Gowa beserta jajarannya dan narasumber/fasilitator dalam pelaksanaan diklat ini.
“Harapan kami, dengan adanya diklat ini para penyuluh pertanian nantinya mendapatkan metode baru untuk diterapkan kepada para petani sehingga membantu para petani meningkatkan hasil panen dengan kualitas dan kuantitas tinggi,” kat Wakil Bupati mengakhiri sambutannya.
Sementara Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Aparatur BKPSDM, Silpa P. melaporkan tujuan diklat untuk meningkatkan pemahaman peserta tentang konsep manajemen bercocok tanam yang mengandalkan bantuan teknologi digital serta meminimalkan dampak negatif produksi terhadap lingkungan.
Pelaksanaan Diklat ini, kata Silpa, dijadwalkan berlangsung selama sembilan hari, mulai dari tanggal 25 Juni – 2 Juli 2024, dengan sasaran peserta sebanyak 40 orang dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu Timur.
Adapun materi yang di dapatkan dari Diklat ini di antaranya, Pengenalan Smart dan Precision farming, Survey Lahan dan Pemetaan, Desain Lahan untuk Smart Farming, Standar Operasional Prosedur (SOP), Thresshold Sensor Budidaya.
Selanjutnya aktifitas budidaya, kalender budidaya, daftar kebutuhan kebun dan hama penyakit, daftar kebutuhan kebun dan hama penyakit, Heatmap Kebun budidaya, Heatmap Kebun budidaya, System Kerja kebun, Budidaya, dan terakhir System Smart Farming.*